Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - PT PP Presisi Tbk (PPRE) menargetkan total nilai kontrak baru sebesar Rp 3,7 triliun di tahun ini. Anak usaha PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) itu juga gencar memburu proyek dari sektor konstruksi dan jasa pertambangan.
Direktur PP Presisi Benny Pidakso menyebutkan sampai dengan Februari 2021 ada beberapa kontrak baru yang sudah diperoleh PPRE. Diantaranya yakni kontrak Hauling Road Tambang Nickel Weda Bay senilai Rp 126 miliar, Shoulder Taxiway Bandara Sepinggan senilai Rp 32 miliar dan Tol Padang Sicincin senilai Rp 69 miliar.
Adapun, PP Presisi juga menargetkan pemasaran dapat mencapai Rp 3,7 triliun di sepanjang tahun ini. Sementara pendapatan dan laba bersih komprehensif diharapkan mampu mencapai Rp 3,4 triliun dan Rp 145 miliar.
“Dengan fokus bisnis pada konstruksi sipil sebagai main kontraktor serta pengembangan pada jasa pertambangan nickel dan batu bara kami optimis ini yang akan memberikan margin & cash flow lebih tinggi dibanding konstruksi,” kata Benny kepada KONTAN, Minggu (21/3).
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) catatkan laba bersih Rp 58,56 miliar di tahun lalu
Adapun, sampai akhir Maret 2020, perseroan juga menargetkan adanya tambahan kontrak baru dari jasa pertambangan nikel dan proyek infrastruktur sebesar Rp 600 miliar. “Pencapaian tersebut memberikan optimisme bagi kami untuk memperoleh target hingga akhir tahun,” ujarnya.
Benny juga menyebutkan bahwa saat ini PPRE sedang mengikuti tender beberapa proyek untuk menambah pundi-pundi kontrak baru perseroan pada 2021. Diantaranya tender APBN proyek jalan di Sumatera dan Kalimantan. Kemudian, tender yang dibidik lainnya yakni di sektor jasa pertambangan nikel dan batu bara serta tender jalan hauling di Sumatera Selatan.
Sementara itu, untuk anggaran belanja modal atau Capital expenditure (capex) PPRE menyiapkan sekitar Rp 336 miliar di tahun ini. Sayangnya, Benny mengatakan sampai saat ini perseroan masih mengkaji adanya penambahan nilai capex. “Karena capex tahun ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan target bisnis serta pengembangan pada jasa pertambangan,” tutupnya.
Sebagai informasi, pada kuartal IV-2020 PPRE mencatatkan laba bersih Rp 58,56 miliar atau turun 82,32% dari laba tahun 2019 yang sebesar Rp 331,27 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba PPRE turun lantaran pendapatan juga menurun. Di tahun lalu, PPRE mencatatkan pendapatan Rp 2,33 triliun atau turun 39,4% dari tahun 2019 senilai Rp 3,85 triliun.
Selanjutnya: PTPP akan merampungkan dua proyek bendungan senilai Rp 1,66 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News