Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) telah berhasil menjual 86% dari total unit apartemen yang akan dikembangkan di Proyek The Alton di Tembalang, Semarang.
The Alton Apartment merupakan proyek apartemen mahasiswa sebanyak tiga tower yang dibangun di atas lahan seluas 1,3 hektare (ha). Lokasinya persis sekitar 200 meter dari pintu gerbang UNDIP Tembalang.
Hingga saat ini, PP Properti telah berhasil menjual 1.704 unit dari 1.982 unit yang diluncurkan. Baru-baru ini, pengembang ini menjual tower ketiga apartemen The Alton sebanyak 678 unit senilai Rp 216 miliar ke Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP).
Ini merupakan kali kedua PP Properti menjual apartemen dalam bentuk borongan (bulk selling). Sebelumnya, perseroan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk proyek apartemen mahasiswa di Depok.
"Meningkatnya transaksi bulk selling menggambarkan tingginya kepercayaan pasar kepada produk PPRO,” kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, Selasa (17/10).
Taufik bilang, The Alton Apartment sebagai apartemen pendidikan untuk menyasar kebutuhan mahasiswa di sekitar Tembalang. Apartemen oni adalah premium student apartment dan apartemen bebas penggunaan narkoba pertama di Semarang.
Apartemen tower I The Alton sudah habis terjual, tower kedua terjual 60% dan tower ketiga telah diborong IKA UNDIP. Dua tower pertama sedang dalam tahap pembangunan saat ini, sedangkan tower ketiga baru mulai groundbreaking setelah diborong IKA UNDIP.
PPRO melalui anak usahanya PT Dipa Karya Sejahtera menjual apartemen tower ketiga dengan dukungan pembiayaan dari Bank BTN.
Ketua IKA UNDIP, Maryono mengatakan IKA UNDIP membeli satu tower The Alton Apartment untuk menyediakan hunian yang aman, nyaman dengan fasilitas yang sesuai kebutuhan mahasiswa, serta sebagai tambahan pendapatan berulang. "Karena apartemen ini akan disewakan untuk mahasiswa Universitas Diponegoro,” ujarnya.
Sampai dengan kuartal III 2017, PPRO telah mencatat marketing sales Rp 2,33 triliun atau tumbuh 60% dari periode yang sama tahun lalu. Dengan pemcapaian yang cukup bagus itu, perusahaan optimis bisa mencapai target yang ditetapkan tahun ini yaitu Rp 3 triliun.
Pertumbuhan land bank PP properti sampai dengan saat ini telah meningkat menjadi sekitara 110 ha dan diperkirakan akan menjadi 200 Ha sampai akhir tahun ini. Dalam mengakuisisi landbank, perseroan menerapkan asas manajemen risiko dan melakukan kajian Feasibility Study dengan melibatkan konsultan profesional sehingga landbank yg diakuisisi diyakini akan memberikan hasil yang optimal untuk dikembangkan bisnis properti.
Dengan bertambahnya landbank di tahun ini, lanjut Taufik, jumlah site proyek yang akan siap dikembangkan PPRO tahun 2018 menjadi 26 site dari 14 site di tahun ini.
“Buat kami tahun 2018 adalah tahun HARVESTING yang mana kami akan fokus produksi di landbank yang telah kami miliki. Dengan demikian kinerja tahun depan akan tetap tumbuh tanpa harus menambah landbank baru lagi dan hutang lebih terkendali” ujar Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News