Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) mengakui saat ini sudah banyak pengusaha percetakan pada tiarap atau tutup sementara akibat corona.
Ketua Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Jimmy Juneanto menjelaskan secara umum percetakan sudah pada tiarap atau berhenti beroperasi saat ini. "Bahkan sebelum Corona sudah susah. Apalagi dengan adanya Corona jadi lebih susah khususnya yang cetak buku sekolah," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).
Baca Juga: Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya ditutup selama 14 hari mulai besok akibat corona
Jimmy menjelaskan kalau merujuk ke masalah terhambatnya percetakan buku sekolah karena peraturan cetak buku sekolah belum tuntas sampai ke petunjuk teknis (juknis). Sementara itu dengan adanya Covid-19, informasi yang diterima Jimmy anggaran BOS & DAK diarahkan untuk penanganan Covid.
Sementara itu, industri percetakan juga agaknya kesulitan memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Jimmy menjelaskan sejauh ini komponen impor di industri percetakan 7%-12% tergantung file yang dicetak. Adapun impornya tergantung dari China sehingga pasokannya agak tersendat.
Adanya keadaan ini, Jimmy memaparkan asumsi perhitungan kerugian yang harus ditanggung industri percetakan per bulannya sebesar US$ 20 miliar sampai US$ 30 miliar per bulan.
Baca Juga: Ada relaksasi pembayaran cicilan kredit, bisnis multifinance ikut terdampak
"Kalau konsumsi kertas Indonesia 60% dari kapasitas produksi yang 11 juta ton/annum dikali harga kertas rata-rata US$ 0,8/kg. Perbulan kira-kira kerugian yang ditanggung U$ 20 miliar hingga US$ 30 miliar. Asumsi ini didasarkan jika 50% pengusaha yang berhenti kerja untuk semua industri yang memerlukan kertas," paparnya.
Sejauh ini diakui Jimmy memang belum ada langkah antisipasi yang berarti. Namun, hendaknya Jimmy mengatakan pengusaha bersabar menunggu situasi kondisi dan pemerintah juga memperhatikan industri grafika, khususnya dari sisi perbankan jangan maksa bayar kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News