Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali berpotensi memberi dampak pada konsumsi sektor energi.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bob Saril mengungkapkan, penurunan konsumsi listrik berpotensi terjadi pada sektor bisnis menyusul tutupnya pusat perbelanjaan dan sektor perhotelan.
Kendati demikian, Bob menilai, sektor industri justru bisa mengalami kenaikan konsumsi listrik.
"Karena beberapa industri baja mengalami kenaikan permintaan, industri makanan, minuman dan kesehatan juga tumbuh signifikan. Industri pertanian dan perkebunan juga," jelas dia kepada Kontan.co.id, Minggu (4/7).
Bob melanjutkan, pada bulan Mei 2021 pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 16% ketimbang periode Mei 2020. Selain itu, sejak Januari 2021 hingga Mei 2021 konsumsi listrik secara kumulatif tumbuh di atas 7%.
Baca Juga: Beri stimulus listrik, pemerintah gelontorkan Rp 2,33 triliun di kuartal III-2021
Sementara itu, untuk pertumbuhan konsumsi listrik periode Juni 2021 disebut mencapai di atas 10%.
Bob menambahkan, demi memastikan pasokan listrik tetap terjaga selama masa PPKM Darurat, maka ada sejumlah langkah yang bakal dilakukan.
"Perkuatan jaringan yang telah dilakukan pemeliharaan secara berkala dan menyiagakan petugas lapangan 24 jam," jelas Bob.
Dia pun memastikan, optimalisasi layanan 24 jam juga bakal didukung via layanan PLN Mobile, call center hingga media sosial. Selain itu, PLN juga menyiapkan n peralatan cadangan mobile seperti genset mobile, trafo mobile dan kabel mobile.
Asal tahu saja, realisasi konsumsi listrik nasional di sepanjang kuartal I 2021 mencapai 60,33 terawatt hour (TWh), turun 1,34% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Secara terperinci, realisasi konsumsi listrik nasional di kuartal I-2021 terdiri atas konsumsi segmen residensial atawa rumah tangga sebesar 27 TWh, segmen industri 19,02 TWh, segmen bisnis 10 TWh, serta sisanya segmen publik dan lainnya.
Adapun, konsumsi listrik segmen rumah tangga sebenarnya masih mengalami pertumbuhan 3,31% secara tahunan atawa year-on-year (yoy). Namun demikian, konsumsi listrik pada segmen bisnis terkontraksi 9,5%, sementara konsumsi listrik segmen industri mengalami penurunan yang lebih kecil, yaitu sebesar 1,01%.