Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PP Properti Tbk agresif mengejar kenaikan pendapatan berulang atau recurring income. Pengembang properti pelat merah ini akan menggenjot recurring income menjadi 15% dari sebelumnya yang hanya sekitar 4% dari total pendapatan.
Selama ini pendapatan berulang emiten yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode PPRO itu berasal dari kontribusi tiga hotel dan dua pusat perbelanjaan. Di antaranya Park Hotel Jakarta, Prime Park Hotel Bandung, pusat perbelanjaan Kaza City Surabaya dan Ocean Square, Balikpapan.
"Kami menargetkan recurring income bisa naik 15% pada 4-5 tahun mendatang dan menjadi 5% pada tahun depan," ujar Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto kepada KONTAN.
Untuk mendukung pertumbuhan recurring income, PPRO akan membangun tiga pusat perbelanjaan sekaligus. Yakni, lifestyle mal di proyek Grand Kamala Lagoon, Kalimalang, Bekasi. Pusat perbelanjaan itu dibangun di atas lahan selias 28 hektare (ha).
"Kami menyasar pinggir karena tanah di Jakarta sudah mahal. Selain itu juga sulit untuk mencari mitra," kata Indaryanto.
Pusat perbelanjaan itu menyasar segmen menengah. Saat ini, sejumlah tenant besar siap masuk ke mal tersebut. Seperti, perusahaan ritel PT Hero Supermarket dan bioskop CGV Blitz.
Selain itu, perusahaan juga akan meluncurkan pusat perbelanjaan Grand Sungkono Lagoon dan Grand Dharmahusada Lagoon di Surabaya. Di sektor perhotelan, PPRO akan meluncurkan The Park Lombok tahun depan.
Tahun depan perusahaan nmenganggarkan belanja modal atau capex sebesar Rp 1,6 triliun. Dana tersebut lebih tinggi ketimbang tahun ini yang berkisar Rp 800 miliar. Selain untuk pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan, perusahaan juga akan capex untuk membeli lahan seluas 20-30 hektare (ha). Lahan tersebut untuk membangun apartemen di Malang, Bandung dan Cikarang.
"Kami akan membangun mall di Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon, Surabaya, " ujar Taufik kepada Kontan, Jakarta, Kamis (10/11). Catatan Kontan, perusahaan dengan ticker PPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu saat ini memiliki total landbank sekitar 65 ha.
Hingga akhir September 2016, PPRO telah menyerap belanja capex sebesar Rp 230,8 miliar. Adapun total aset PPRO higgga semester III tercatat sebesar Rp 7,12 triliun atau tumbuh 34,5% dari periode akhir 2015. Ekuitasnya tercatat sebesar Rp 2,75 triliun, naik dari 2,51 triliun.
PPRO menjadi salah satu emiten properti yang berkinerja kinclong di kuartal III 2016. Pendapatan naik 51% menjadi Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,03 triliun. Laba bersih juga tumbuh 29,8% menjadi Rp 260,5 miliar pada kuartal III-2016 dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 200,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News