kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PPSKI: Impor daging tak berdampak signifikan pada peternak rakyat


Minggu, 25 Maret 2018 / 17:59 WIB
PPSKI: Impor daging tak berdampak signifikan pada peternak rakyat
ILUSTRASI. Ilustrasi daging sapi impor


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) telah mengeluarkan rekomendasi impor daging sapi sebanyak 22.221 ton untuk memenuhi kebutuhan daging saat bulan puasa dan Lebaran. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan, rekomendasi yang dikeluarkan Kemtan ini tidak akan berdampak secara signifikan kepada peternak rakyat.

Menurut Teguh, pada Lebaran tahun ini, permintaan daging akan meningkat seiring dengan kebutuhannya yang besar. Sementara, produksi sapi lokal di dalam negeri masih belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi.

"Pemerintah memang harus menghitung benar-benar berapa produksi sapi di dalam negeri," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (25/3).

Teguh menilai, saat Lebaran, peternak akan menahan sapi jantan lokal, karena akan dicadangkan untuk dijual pada saat Idul Adha. "Biasanya sapi ditahan untuk mendapatkan harga yang lebih bagus saat Idul Adha," tuturnya.

Teguh mengaku tidak bisa memprediksi berapa besar peningkatan permintaan daging pada tahun ini. Namun, menurutnya, kebutuhan daging akan bisa terpenuhi, mengingat masyarakat biasanya menggantikan daging sapi dengan daging ayam.

Dia berpendapat, kenaikan harga saat Lebaran adalah hal yang wajar, kecuali kenaikan harga tersebut sangat ekstrim. Terjadi kenaikan harga dikarenakan permintaan masyarakat yang tinggi akibat adanya kebutuhan ekstra. "Kadang kenaikan harga daging dipermasalahkan. Padahal kalau hanya 10% kenaikannya itu sebenarnya masih dalam batas wajar," ujar Teguh.

Meski begitu, Teguh menyampaikan masih adanya daging kerbau murah akan berdampak pada peternak secara umum, terlebih harganya yang tidak kompetitif dengan daging sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×