Reporter: Pratama Guitarra | Editor: S.S. Kurniawan
Sementara konsumsi Pertalite pada 2018 mencapai 52,4% dari penggunaan bensin secara nasional. Di 2019, konsumsinya meningkat menjadi 56,3%.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perusahaanya berencana menyederhanakan produk BBM sesuai regulasi pemerintah dan kesepakatan dunia tentang lingkungan.
Berdasarkan kesepakatan dunia, seluruh negara harus berupaya menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan standar BBM minimal RON 91 dan CN minimal 51.
"Jadi sesuai ketentuan itu, Pertamina akan memprioritaskan produk-produk yang ramah lingkungan. Apalagi tentu juga kita telah merasakan di masa PSBB langit lebih biru dan udara lebih baik," katanya.
Baca Juga: Harga bensin termurah di Asia Tenggara per Juni 2020, ini peringkat Indonesia
"Untuk itu, kami akan teruskan program yang mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang ramah lingkungan dan mendorong produk yang lebih bagus,” ujar Nicke.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR pekan ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, penghapusan Premium dan Pertalite menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.
Oleh sebab itu, pemerintah akan mendorong penggunaan energi yang lebih bersih, termasuk BBM. Apalagi, Arifin bilang, saat ini Indonesia menjadi salah satu dari enam negara yang masih menggunakan BBM sejenis Premium.
"Kami memiliki komitmen untuk mengurangi emisi jangka panjang. Negara maju sudah menggunakan standar-standar baru untuk mengurangi emisi,” ungkapnya.
Baca Juga: Program Langit Biru: Di Jakarta Pusat hanya akan tersisa satu SPBU penjual premium
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News