Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Indonesia memiliki berbagai produk komoditas yang dibutuhkan di banyak negara. Khusus untuk Hongkong dan China, produk sumber daya alam Indonesia masih diminati. Ekspor Indonesia ke Hongkong saja pada tahun lalu didominasi oleh produk raw material mulai dari bahan mentah, barang tambang dan lainnya.
KwanHo Leung, Direktur Hongkong Trade Development Council (HKTDC) mengatakan, saat ini Hongkong masih tertarik membeli banyak produk komoditas. Tahun lalu, nilai perdagangan antara kedua negara tercatat sebesar US$ 3,9 miliar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 lalu yang tercatat US$ 3,8 miliar. Tahun ini, dirinya memperkirakan jumlahnya akan lebih besar ketimbang tahun lalu.
"Ekspor Indonesia ke Hongkong dan China masih raw material dan komoditas, tetapi banyak juga produk manufaktur dari Indonesia yang high quality contohnya handicraft dan furniture," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (18/7).
Dirinya mengatakan, untuk lebih mengenalkan produk-produk Indonesia kepada perusahaan Hongkong, pihaknya terus melakukan exhibition dan event-event lainnya. Selain itu, pihaknya juga sering mengundang perusahaan yang memiliki standar kualitas yang baik ke Hongkong untuk pengenalan produk dan lainnya.
Tidak hanya ke Hongkong, pihaknya juga menjadi super connector antara Indonesia dengan China. Apalagi China memiliki belt and road inisiatif yang mencakup 64 negara dari Asia, Eropa dan Afrika, sekitar 63% dari populasi dunia, 30% GDP dunia dan 35% perdagangan dunia. Hal ini yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menggenjot ekspornya ke Hongkong maupun China.
Namun dirinya mengatakan produk komoditas Indonesia masih menjadi primadona untuk pasar Hongkong dan China. Selain itu ada produk-produk bahan baku manufaktur yang bisa terus dikembangkan. Kendati demikian, dirinya tidak bisa memprediksi apakah tahun ini masih tetap ekspor komoditas bakal mendominasi. Pasalnya pemerintah Indonesia mendorong ekspor barang setengah jadi beberapa tahun belakangan. "Presiden Jokowi juga ingin Indonesia memperkuat ekspor di sektor manufaktur dan furniture," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News