kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi alat berat nasional diproyeksikan mencapai 4.500 unit pada tahun ini


Selasa, 12 Januari 2021 / 16:20 WIB
Produksi alat berat nasional diproyeksikan mencapai 4.500 unit pada tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja PT Trinitan Metals And Minerals Tbk bersiap melakukan pembersihan lahan dengan alat berat usai seremoni pemulaan (groundbreaking) pembangunan smelter nikel. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) meyakini pasar alat berat di dalam negeri akan membaik pada tahun 2021. Produksi alat berat di dalam negeri pun diprediksi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Ketua Umum Hinabi Jamuluddin mengatakan, permintaan terhadap alat berat diprediksi meningkat pada tahun ini seiring pulihnya harga sejumlah komoditas, contohnya batubara. “Maraknya proyek infrastruktur juga bisa mempengaruhi permintaan,” imbuh dia, Selasa (12/1).

Hinabi mencatat, di tahun 2020 lalu produksi alat berat untuk sektor konstruksi dan pertambangan mencapai 3.427 unit. Jumlah ini sebenarnya lebih rendah ketimbang realisasi produksi alat berat di tahun 2019 yang mencapai 6.060 unit.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) bidik kenaikan 13% penjuan alat berat tahun ini

Terlepas dari itu, Jamaluddin menyebut bahwa pada kuartal IV tahun lalu produksi alat berat nasional sudah mulai membaik bersamaan dengan pulihnya permintaan.

Lantas, pada tahun 2021, produksi alat berat diprediksi meningkat 30% menjadi sekitar 4.500 unit. Hidraulic eskavator diyakini masih menjadi alat berat yang paling banyak diproduksi di tahun ini. “Kondisi sekarang ini yang dominan masih dari sektor konstruksi,” ujar Jamaluddin.

Dia juga yakin, efek pandemi Covid-19 terhadap industri alat berat sudah tidak sebesar pada tahun lalu jika program vaksinasi dan pengendalian infeksi berjalan dengan baik.

Baca Juga: Penjualan alat berat Hexindo Adiperkasa (HEXA) berpotensi naik 20%-30% di tahun ini

Tak hanya itu, Hinabi juga menilai bahwa momentum kenaikan harga komoditas akan memicu para pelanggan dari sektor pertambangan untuk menambah belanja modalnya (capital expenditure) demi membeli alat-alat berat.

Selanjutnya: Trakindo Utama optimistis kinerja penjualan alat berat bisa meningkat pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×