kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi Batubara Nasional Per Oktober Baru Capai 624 Juta Ton, Ini kata Bahlil


Minggu, 13 Oktober 2024 / 21:50 WIB
Produksi Batubara Nasional Per Oktober Baru Capai 624 Juta Ton, Ini kata Bahlil
ILUSTRASI. Produksi batubara. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi produksi batubara nasional mencapai 624,16 juta ton. Target produksi batubara nasional dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024 sebesar 922,14 juta ton dinilai sulit tercapai.

Target produksi dalam RKAB 2024 itu berasal dari 587 pemegang izin usaha pertambangan. Sementara itu, produksi batu bara pada 2025 dan 2026 ditetapkan masing-masing pada level 917,16 juta ton dan 902,97 juta ton.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Diprediksi Masih Surplus pada September 2024

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menggarisbawahi bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada target volume batubara saja, melainkan harus dilihat pertimbangan harga batubaranya juga.

Berdasarkan laman Mineral One Data Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batubara nasional per 13 Oktober mencapai 624,16 juta ton atau 87,91% dari target produksi sebesar 710 juta ton, dengan rincian penjualan sebanyak 278,43 juta ton untuk realisasi domestik dan realisasi ekspor sebanyak 314,91 juta ton.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tengah mengejar target volume batubara sesuai yang telah dipatok pada RKAB.

Baca Juga: Permintaan Lebih Kuat dari Pasokan, Harga Batubara Sentuh US$ 150 per Ton

Namun, pihaknya juga mempertimbangkan harga dan tidak semata-mata volume produksi batubaranya saja.

"Sebenarnya gini, kita itu betul mengejar target volume. Tapi kita juga harus mempertimbangkan harga. Jadi kalau oversupply, itu berarti permintaan penawaran  terjadi. Jadi kita maunya itu adalah kalau supply-nya tinggi, harganya juga harus stabil. Jangan supply-nya tinggi, produksinya tinggi, harganya jatuh," ungkap Bahlil, Minggu (13/10).

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai realisasi produksi batubara tahun ini akan di bawah target RKAB 2024 yang tercermin pada tren produksi per hari ini.

Dari sisi produsen batubara, sejumlah emiten batubara mencatatkan peningkatan produksi hingga semester I-2024.

Sebut saja, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang merupakan emiten batubara kongsi dari Grup Salim dan Bakrie, mencatatkan kenaikan produksi batubara sebesar 7% dari 35,4 juta ton pada semester I-2023 menjadi 37,7 juta ton pada semester I-2024.

Kenaikan ini juga tercermin dalam peningkatan kinerja penjualan batubara yang mencapai 37 juta ton pada semester I-2024, dibandingkan dengan 34,6 juta ton pada periode yang sama tahun 2023.

Baca Juga: Ada Tiga Tambang Tembaga Baru yang akan Beroperasi dalam 5 Tahun ke Depan

Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, menjelaskan bahwa kenaikan produksi pada semester I-2024 ini didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik serta curah hujan yang lebih rendah di wilayah tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).

BUMI menargetkan produksi batubara sebesar 78-82 juta ton pada 2024. Dengan cadangan batubara mencapai 2,4 miliar ton dan potensi sumber daya sebesar 6,81 miliar ton, BUMI mengklaim dapat terus berproduksi selama setidaknya 30 tahun dengan tingkat produksi 80 juta ton per tahun.

Emiten batubara lainnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang dimiliki oleh konglomerat Garibaldi Thohir, melaporkan peningkatan volume produksi dan penjualan batubara masing-masing sebesar 7%, mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton.

Namun, kenaikan ini diimbangi oleh koreksi harga batubara dengan harga jual rata-rata (ASP) turun 19%.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi Thohir, mengakui tantangan yang dihadapi terkait harga batubara termal dan metalurgi, tetapi tetap optimis dengan resiliensi kinerja grup Adaro.

PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), emiten batubara dari Grup Sinarmas, mencatatkan produksi sebesar 24,8 juta ton sepanjang semester I-2024. Corporate Secretary GEMS, Sudin, menjelaskan bahwa produksi ini setara dengan 49,6% dari target total produksi GEMS untuk 2024 yang sebesar 50 juta ton.

Baca Juga: Produksi Batubara China Terganggu, Harga Batubara Menghangat

PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang dimiliki oleh Low Tuck Kwong, juga mencatatkan peningkatan produksi sebesar 6,22%, menjadi 25,6 juta ton pada semester I-2024, naik dari 24,1 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten tambang batubara milik negara, mencatatkan produksi batubara sebesar 18,8 juta ton pada semester I-2024. Namun, PTBA berhasil mencapai angka penjualan tertinggi untuk periode semesteran, yaitu sebesar 20,1 juta ton pada enam bulan pertama tahun ini, meningkat 15% dibandingkan semester I-2023.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra, menyatakan bahwa PTBA menargetkan peningkatan volume penjualan tahun ini dengan memaksimalkan potensi pasar domestik dan peluang ekspor ke negara-negara yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi.

Baca Juga: Ubah Batubara Jadi Minyak, Perusahaan Tambang China Habiskan US$ 24 miliar

PT Indika Energy Tbk (INDY), di sisi lain, mencatat penurunan produksi batubara secara tahunan, sejalan dengan upaya diversifikasi dan pengurangan ketergantungan pada batubara. Pada semester I-2024, INDY mencatatkan produksi sebesar 14,9 juta ton, turun dari 15 juta ton pada semester I-2023.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), yang merupakan emiten batubara dari Grup Banpu, mencatat peningkatan produksi sebesar 13,41% pada semester I-2024, dengan total produksi mencapai 9,3 juta ton dibandingkan dengan 8,2 juta ton pada semester I-2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×