Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, mengatakan bahwa target produksi batubara nasional dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024 sebesar 922,14 juta ton sulit tercapai.
Menurut data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) per 7 Juni 2024, realisasi produksi batubara baru mencapai 322,43 juta ton atau hanya 32,2% dari target RKAB.
"Sepertinya akan sulit untuk mencapai 925 juta ton, tinggal sekitar 7,5 bulan lagi sampai Desember. Angka yang realistis di sekitar 875 juta ton untuk tahun 2024," ujar Rizal kepada KONTAN, Jumat (7/6).
Beberapa tambang batubara juga baru mendapatkan RKAB tahun 2024-2026, sehingga sulit untuk mencapai kapasitas penuh pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, juga menilai bahwa realisasi produksi tahun ini kemungkinan akan di bawah target RKAB 2024, yang tercermin pada tren produksi per hari ini.
Baca Juga: Ormas Keagamaan Boleh Ikut Kelola Tambang, Ini Total Luasan Lahan Eks PKP2B
"Jika target bisa tercapai, seharusnya per hari ini produksi batubara nasional mencapai sekitar 370-380 juta ton," katanya kepada KONTAN, Rabu (5/6).
Hendra juga mengungkapkan bahwa realisasi produksi batubara kuartal I-2024 tidak optimal karena oversupply di pasar global, yang mengakibatkan harga batubara terkoreksi cukup dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dia memproyeksikan harga batubara acuan (HBA) hingga akhir tahun akan fluktuatif sekitar US$ 110 per ton - US$ 120 per ton. Rata-rata HBA Januari - Mei berada pada kisaran US$ 118 per ton, lebih rendah 40% dari rata-rata HBA tahun sebelumnya sebesar US$ 201 per ton.
Meskipun demikian, Kementerian ESDM memproyeksikan produksi batubara hingga akhir tahun kemungkinan akan melewati RKAB yang telah ditetapkan di level 922,14 juta ton.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis terhadap tren produksi yang melebihi ekspektasi, dengan target produksi batu bara tahun 2024 sebesar 41,3 juta ton. Hingga kuartal I-2024, total produksi batubara PTBA mencapai 7,3 juta ton.
Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra mengatakan, PTBA mengoptimalkan berbagai upaya agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Perusahaan berusaha untuk agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi dan tantangan eksternal.
"Kami juga fokus dalam menjalankan praktik penambangan yang baik dan berkelanjutan, sesuai dengan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan," kata Niko kepada KONTAN, Rabu (5/6).
Baca Juga: Ragam Sikap Ormas Keagamaan Soal Rencana Kelola Tambang
Sementara itu, PT Adaro Energy (ADRO) menargetkan volume penjualan 2024 sebesar 65 juta ton - 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton - 62 juta ton batubara termal, dan 4,9 juta ton - 5,4 juta ton batubara metalurgi dari ADMR.
Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira menuturkan bahwa ADRO akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat dikontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya. Keunggulan operasional serta efisiensi biaya merupakan hal-hal yang menjadi perhatian perusahaan.
"Kami tetap yakin bahwa fundamental sektor batubara dan energi di jangka panjang tetap kokoh terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia," kata Febriati Nadira dari ADRO kepada KONTAN, Rabu (5/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News