kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.424   4,00   0,02%
  • IDX 7.144   49,22   0,69%
  • KOMPAS100 1.040   9,72   0,94%
  • LQ45 811   8,63   1,08%
  • ISSI 223   0,73   0,33%
  • IDX30 424   4,33   1,03%
  • IDXHIDIV20 504   2,28   0,46%
  • IDX80 117   1,16   1,00%
  • IDXV30 119   -0,22   -0,18%
  • IDXQ30 139   1,10   0,80%

Produksi emas Newmont di Batu Hijau anjlok 76%


Senin, 30 April 2012 / 08:55 WIB
Produksi emas Newmont di Batu Hijau anjlok 76%
ILUSTRASI. Cara dan link nonton Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba di iQIYI, lengkap 24 episode


Reporter: Petrus Dabu, Rika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pada tiga bulan pertama 2012, produksi emas dan tembaga Newmont Mining Corporation dari tambang Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat, merosot cukup tajam dibandingkan setahun lalu. Penurunan produksi itu lantaran perusahaan mengerjakan proyek pengupasan tanah sehingga hanya mengolah cadangan bahan baku yang sudah ada.

Dalam situs resmi perusahaan, disebutkan bahwa produksi emas dari lokasi pertambangan Batu Hijau pada kuartal pertama tahun ini hanya sebesar 11.000 ons. Artinya, produksi merosot 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Demikian juga produksi tembaga yang cuma sebesar 21 juta pon atau menyusut 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Newmont mengakui sudah memperkirakan penurunan produksi ini. Sebab, tahun ini Newmont Nusa Tenggara (NNT) masih melanjutkan proses penambangan di Batu Hijau pada fase enam. Pada fase ini, produksi belum bisa optimal karena masih membuka lapisan dengan kandungan mineral yang rendah.

"Kami sedang melakukan pekerjaan fase 6, yaitu pengupasan tanah permukaan dan hanya mengolah stockpile," ujar Rubi W. Purnomo, Juru Bicara PT Newmont Nusa Tenggara, anak perusahaan Newmont Mining Corporation di Indonesia, saat dihubungi KONTAN, Minggu (29/4).

Proses pengupasan tanah permukaan ini akan berlangsung hingga tahun depan. Karena itu, target produksi Batu Hijau tahun ini hanya sekitar 45.000 ons sampai 55.000 ons untuk emas dan 80 juta pon - 90 juta pon untuk tembaga.

Target tersebut jauh di bawah realisasi produksi emas 2011 yang mencapai 154.000 ons dan tembaga sebanyak 137 juta pon. "Karena tahun ini hanya mengelola stokpile," ujar Rubi. Terlebih cadangan stok bijih itu juga berkualitas lebih rendah.

Karena produksi yang rendah itu pula, ongkos produksi atau cost applicable to sales (CAS) melonjak di tambang batu hijau. Untuk emas, CAS di Batu Hijau membengkak 184% menjadi US$ 913 per ons emas, dan untuk tembaga naik 108% menjadi US$ 2 per pon tembaga.

Pendapatan masih naik

Secara global, produksi emas dan tembaga Newmont Mining Corporation juga tercatat mengalami penurunan. Untuk emas, induk NNT ini hanya memproduksi totalnya 1,3 juta ons pada kuartal pertama 2012. Produksi itu turun 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, produksi tembaga dilaporkan sebanyak 35 juta pon, berkurang 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski mengalami penurunan pada angka produksi, tetapi total pendapatan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut justru bisa naik 9% dibandingkan setahun lalu. Total pendapatan Newmont pada kuartal pertama tahun 2012 ini dari semua anak usahanya di seluruh dunia senilai US$ 2,7 miliar.

Peningkatan pendapatan ini lantaran realisasi rata-rata harga emas menanjak 22% dari tahun lalu menjadi US$ 1,684. Sedangkan harga tembaga tidak berubah di harga US$ 4,01 per pon.

Newmont optimis permintaan emas akan tetap tinggi dengan ketidakstabilan global dan defisit perdagangan Amerika Serikat. "Newmont akan mendapat keuntungan dari sini," ujar rilis perusahaan yang terbit Sabtu (26/4) lalu.

Tapi, perusahaan juga mengakui bahwa ongkos penambangan langsung bakal meningkat. Penyebabnya antara lain karena penurunan kadar bijih, bertambahnya royalti, pemeliharaan perlengkapan, hingga ongkos tenaga kerja dan bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×