Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Dampak El Nino nampaknya tidak hanya dikhawatirkan oleh kalangan pengusaha dan petani kelapa sawit, namun juga melebar ke tanaman pangan seperti gandum. Australia yang merupakan negara eksportir gandum terbesar ke empat dunia, pekan lalu mengurangi perkiraan produksi gandum tahun ini menjadi 24,6 juta metrik ton.
Mengutip Bloomberg, perkiraan produksi gandum tersebut turun sekitar 0,8% dibandingkan perkiraan sebelumnya pada bulan Maret yakni 24,8 juta metrik ton. Penurunan perkiraan produksi tersebut tidak lain dikarenakan kondisi kering yang disebabkan curah hujan dibawah rata-rata di daerah pedalaman selatan dan timur Australia.
Diperkirakan curah hujan di negeri kangguru tersebut di bawah rata-rata lebih dari 60% dari bulan Juni sampai Agustus. Rendahnya cutah hujan terjadi di bagian selatan Australia Barat, sebagian besar Australia Selatan, Queensland selatan, New South Wales dan Victoria utara.
Meski diwarnai kekhawatiran penurunan produksi gandum karena dampak El Nino, namun kalangan pengusaha terigu dalam negeri masih tenang-tenang saja. Pasalnya selama ini impor terigu tidak hanya berasal dari Australia saja.
Franky Welirang Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengatakan, di Australia panen gandum biasanya terjadi pada akhir November saat menjelang musim kering. "Banyak alternatif lain, tidak usah khawatir," kata Franky, belum lama ini.
Sekedar gambaran saja, impor gandum Indonesia yang utamanya digunakan sebagai bahan baku tepung terigu berasal dari beberapa negara. Selain Australia, impor gandum juga dari Kanada, Amerika Serikat, India dan Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News