kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Produksi Hendak Ditingkatkan, Begini Dampaknya Bagi Emiten di Sektor Migas


Rabu, 21 Mei 2025 / 20:16 WIB
Produksi Hendak Ditingkatkan, Begini Dampaknya Bagi Emiten di Sektor Migas
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (kedua kanan) didampingi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kanan) dan Presiden IPA Carole J. Gall (ketiga kanan) mendengarkan penjelasan saat meninjau pameran usai membuka Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) ke-49 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (21/5/2025). Konvensi minyak dan gas (migas) yang digelar secara tahunan itu diselenggarakan sebagai platform utama untuk pelaku industri migas, pemerintah, investor, serta masyarakat luas dalam berbagi informasi dan menjalin kerjasama. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/bar


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komitmen pemerintah yang ingin meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) guna menuju swasembada energi dapat menjadi angin segar bagi emiten-emiten di sektor tersebut. Sektor ini juga makin menjanjikan seiring potensi hadirnya sejumlah perusahaan migas global di proyek dalam negeri.

Seperti yang diketahui, pada Jumat (16/5) lalu Presiden Prabowo Subianto meresmikan produksi perdana dua lapangan migas, yaitu Lapangan Forel dan Terubuk yang berlokasi di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau.

Baca Juga: Pertamina Penuhi Kebutuhan Gas Bumi Domestik melalui Skema Swap Gas

Dua lapangan ini dikelola oleh Medco E&P Natuna Ltd yang merupakan anak usaha dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Produksi dari lapangan tersebut akan menambah pasokan energi nasional sebesar 20.000 barrel of oil per day (bopd) minyak dan 60 million standard cubic feet per day (mmscfd) gas yang setara produksi sekitar 30.000 barrel oil equivalent per day (boepd).

Selain itu, ada beberapa proyek migas lainnya yang beroperasi pada 2025. Misalnya, proyek Bentu Production Line milik EMP Bentu Ltd, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang direncanakan berproduksi pada kuartal II-2025.

Baca Juga: BUMN atau Swasta, Bahlil Ancam Alihkan Blok Migas Mangkrak ke Kontraktor Lain

Masih di kuartal II-2025, proyek lapangan gas Karamba juga ditargetkan mulai beroperasi. Ada pula proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Minas di Blok Rokan yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Desember 2025.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, rencana pemerintah yang memperkuat kemampuan produksi migas domestik jelas menjadi sentimen positif bai emiten produsen migas seperti MEDC, ENRG, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), hingga PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

Dalam jangka pendek, hal ini bisa langsung berdampak terhadap kenaikan produksi dan pendapatan emiten migas. “Dalam jangka panjang, ini juga bisa membantu efisiensi biaya per unit produksi, apalagi jika nanti ada insentif fiskal di sektor migas,” ujar dia, Rabu (21/5).

Chief Executive Officer (CEO) Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo menambahkan, rencana peningkatan produksi migas seperti menjadi stimulus bagi emiten migas yang tengah terpapar efek pelemahan harga minyak mentah dunia. Sentimen ini pun lebih bersifat jangka panjang.

Baca Juga: Pertamina Mulai Impor Minyak Rusia lewat Skema Tender

Di sisi lain, Praska juga menyoroti rencana masuknya 25 perusahaan migas global ke proyek-proyek dalam negeri. Beberapa perusahaan global tersebut punya nama besar seperti Chevron, TotalEnergies, dan Shell. Ini juga bisa menjadi sentimen positif bagi emiten di sektor migas.

Perusahaan migas global biasanya cenderung berkolaborasi dengan emiten migas lokal untuk mengelola blok migas tertentu. Contohnya, proyek migas di Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil, Pertamina, dan beberapa emiten lokal lainnya. Ada pula proyek migas di Blok Jabung yang digarap oleh Petrochina International, Pertamina, dan RATU.

“Memang, ada persaingan untuk mendapatkan hak partisipasi untuk mengelola blok-blok migas tersebut,” kata Praska, Rabu (21/5).




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×