Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi jagung terus mengalami defisit pada awal tahun 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan kondisi seperti ini sudah terjadi sejak akhir tahun lalu.
Catatan BPS, pada November 2023 produksi jagung sudah mulai turun menjadi 1,17 juta ton, kemudian turun lagi di bulan Desember menjadi 0,89 juta ton. Selanjutnya Januari dan Februari 2024 produksi jagung diperkirakan turun kembali hanya mencapai 0,56 juta ton.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun 2023, Permintaan Jagung Manis Melonjak
"Produksi jagung nasional dalam pipilan kering diperkirakan akan mengalami penurunan sepanjang Januari-Februari 2024," kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Rabu (3/1).
Amalia menyebut penurunan produksi jagung ini harus menjadi perhatian. Sebab, 94,88% penggunaan jagung ini untuk memenuhi kebutuhan industri termasuk industri pakan ternak.
Dengan demikian, penurunan produksi jagung ini bukan hanya berpotensi menaikkan harga pakan, melainkan juga harga daging ayam ras dan telur ayam ras.
Baca Juga: Impor Beras Tahun Depan untuk Amankan Cadangan Beras Pemerintah
"Jagung harus jadi perhatian karena ini juga terkait inflasi yang kemarin juga sering muncul membawa andil inflasi adalah daging ayam dan telur ras," jelas Amalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News