Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan niatan untuk meningkatkan produksi Lapangan Banyu Urip menjadi 235.000 barel per hari (bph).
Plt Kadiv Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih bilang pasca peningkatan produksi ke level 220.000 bph, ada kemungkinan untuk optimalisasi produksi dari lapangan yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu ltd (EMCL) tersebut.
“Kami sedang berkoordinasi dengan EMCL agar peningkatan produksi sebesar 235.000 bopd dapat direalisasi. Semoga usaha ini dapat dilakukan segera, mengingat semua izin yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan produksi sudah diperoleh,” ungkap Susana dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (16/7).
Baca Juga: SKK Migas: Pandemi Covid-19 dan koreksi harga minyak ganggu kegiatan hulu migas
Susana melanjutkan,perizinan yang telah diperoleh meliputi ijin Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta persetujuan layak operasi (PLO) instalasi EMCL untuk mendukung peningkatan produksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas.
Susana menambahkan, EMCL menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya produksi dan lifting nasional yang terhambat akibat dampak pandemi covid-19.
Asal tahu saja, beberapa program seperti bor, workover, well service serta proyek akhirnya terhambat, termasuk kegiatan operasional yang perlu penyesuaian dengan protokol yang diberlakukan akibat pandemi.
“Di tengah tantangan yang dihadapi saat ini, EMCL merupakan salah satu KKKS yang pencapaian produksinya hingga semester I tahun 2020 memenuhi dan bahkan melebihi target APBN tahun 2020 yang telah ditetapkan untuk EMCL dengan menjaga level produksi optimal di 220.000 bph," jelas Susana.
Potensi optimalisasi produksi di EMCL, telah divalidasi dari kegiatan High Rate Test yang dilakukan di tahun 2019 dimana berdasarkan test tersebut fasilitas mampu berproduksi secara aman di level 235 ribu bph. Kendati demikian optimalisasi produksi di atas 220.000 bph belum dapat dilaksanakan di tahun 2019 karena AMDAL yang ada pada saat itu hanya membolehkan produksi maksimal sebesar 220 BOPD.
Susana memastikan, pada tahun 2020 ini Revisi AMDAL telah diberikan oleh KLHK serta PLO juga telah disetujui oleh DJMIGAS untuk berproduksi di atas 220 ribu bph hingga 235 ribu bph.
Untuk itu, SKK Migas menjamin secara legalitas peningkatan produksi di atas 220.000 bph dapat dilakukan sesegera mungkin.
Baca Juga: Pertamina targetkan produksi Blok Rokan capai 200.000 bph saat alih kelola
"Optimalisasi produksi tersebut tentunya tetap memperhatikan aspek-aspek terkait seperti aspek subsurface yang akan tetap memastikan good reservoir management dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris terjaga serta aspek terkait keamanan, kehandalan operasi produksi dan dampak lingkungan yang timbul tidak melebihi ketentuan yang diizinkan," ujar Susana.
SKK Migas mengharapkan dengan adanya tambahan produksi dari EMCL dapat membantu pencapaian target produksi migas Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News