Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Secara terperinci, penghapusan penurunan tersebut adalah sebesar 250 ribu barel per hari pada Mei 2021, 350 ribu barel per hari di bulan Juni dan 400 ribu barel per hari di bulan Juli 2021.
"Tingkat kepatuhan OPEC+ atas kuota pemotongan produksi turun menjadi 111% di bulan Maret 2021 dibandingkan bulan Februari 2021 sebesar 113,5% dan pernyataan Presiden Iran, Rouhani, bahwa pembicaraan kesepakatan Amerika Serikat - Iran telah mencapai 60 - 70%," papar Tim Harga sebagaimana dikutip dari siaran pers.
Hal-hal ini menyebabkan potensi peningkatan produksi dari Iran pasca penghapusan sanksi sehubungan dengan aktivitas nuklir.
Untuk diketahui, produksi Iran bulan Maret 2021 telah mencapai 2,3 juta barel per hari, titik tertinggi setelah Iran mengalami produksi terendah dalam 33 tahun terakhir pada August 2020 yaitu 1,95 juta barel per hari.
Baca Juga: Harga rata-rata minyak mentah Indonesia naik 13,52% pada Februari
Sementara itu, ekspor minyak mentah Iran Maret 2021 ke China diperkirakan meningkat sebesar 406 ribu barel per hari menjadi 896 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh sentimen negatif pasar terhadap potensi perlambatan pemberian vaksin Covid-19, khususnya terkait pembatasan Vaksin AstraZeneca di Uni Eropa dan Vaksin Johnson & Johnson pasca pemberhentian oleh regulator di Amerika Serikat (AS).
"Berdasarkan publikasi Energy Information Administration (EIA), stok gasoline AS akhir April 2021 meningkat sebesar 4,6 juta barel menjadi 235,1 juta barel dibandingkan stok akhir Maret 2021," tambah Tim Harga.