kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi minyak global naik, harga minyak Indonesia (ICP) bulan April turun


Minggu, 09 Mei 2021 / 06:41 WIB
Produksi minyak global naik, harga minyak Indonesia (ICP) bulan April turun
ILUSTRASI. ICP bulan April turun menjadi US$ 61,96 per barel


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada bulan April 2021 turun menjadi US$ 61,96 per barel. Sebelumnya, ICP di bulan Maret 2021 masih berada di level US$ 63,50 per barel.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan April 2021 ditetapkan sebesar US$ 61,96 per barel," kata Keputusan Menteri ESDM Nomor 84.K/HK.02/MEM.M/2021 yang diteken Menteri ESDM Arifin Tasrif tanggal 4 Mei 2021.

Penurunan harga juga dialami ICP SLC sebesar US$ 1,39 per barel dari semula US$ 64,06 per barel di Maret 2021 menjadi US$ 62,67 per barel pada bulan lalu.

Tim Harga Minyak Indonesia menjelaskan, penurunan harga minyak dipicu laporan International Energy Agency (IEA) terkait peningkatan produksi minyak dunia.

Baca Juga: Harga minyak mentah naik, begini strategi Yanaprima Hastapersada (YPAS)

Berdasarkan laporan itu, produksi minyak dunia pada bulan Maret 2021 naik 1,7 juta barel per hari menjadi 92,9 juta barel per hari. Sementara itu, publikasi OPEC juga menyebutkan bahwa produksi minyak mentah melesat 1,2 juta barel per hari menjadi 93,2 juta barel per hari.

Faktor lain yang juga diduga menekan harga minyak dunia adalah adanya potensi peningkatan produksi dari negara OPEC+.

Asal tahu saja, dalam pertemuan 1 April lalu, OPEC+ menyepakati peningkatan produksi di bulan Mei 2021 sebesar 350.000 barel per hari. Disusul tambahan 350.000 barel per hari di bulan Juni 2021 dan 441.000 barel per hari di bulan Juli 2021.

Di samping itu, Arab Saudi juga berencana untuk menghapus kebijakan tambahan pemotongan produksi yang sebelumnya dilakukan secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari.

Secara terperinci, penghapusan penurunan tersebut adalah  sebesar 250 ribu barel per hari pada Mei 2021, 350 ribu barel per hari di bulan Juni dan 400 ribu barel per hari di bulan Juli 2021.

"Tingkat kepatuhan OPEC+ atas kuota pemotongan produksi turun menjadi 111% di bulan Maret 2021 dibandingkan bulan Februari 2021 sebesar 113,5% dan pernyataan Presiden Iran, Rouhani, bahwa pembicaraan kesepakatan Amerika Serikat - Iran telah mencapai 60 - 70%," papar Tim Harga sebagaimana dikutip dari siaran pers.

Hal-hal ini menyebabkan potensi peningkatan produksi dari Iran pasca penghapusan sanksi sehubungan dengan aktivitas nuklir.

Untuk diketahui, produksi Iran bulan Maret 2021 telah mencapai 2,3 juta barel per hari, titik tertinggi setelah Iran mengalami produksi terendah dalam 33 tahun terakhir pada August 2020 yaitu 1,95 juta barel per hari.

Baca Juga: Harga rata-rata minyak mentah Indonesia naik 13,52% pada Februari

Sementara itu, ekspor minyak mentah Iran Maret 2021 ke China diperkirakan meningkat sebesar 406 ribu barel per hari menjadi 896 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.

Di sisi lain, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh sentimen negatif pasar terhadap potensi perlambatan pemberian vaksin Covid-19, khususnya terkait pembatasan Vaksin AstraZeneca di Uni Eropa dan Vaksin Johnson & Johnson pasca pemberhentian oleh regulator di Amerika Serikat (AS).

"Berdasarkan publikasi Energy Information Administration (EIA), stok gasoline AS akhir April 2021 meningkat sebesar 4,6 juta barel menjadi 235,1 juta barel dibandingkan stok akhir Maret 2021," tambah Tim Harga.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan kasus Covid-19 di India, Jepang, Thailand dan Filipina yang menyebabkan lockdown lanjutan, khususnya di kawasan utama India dan Jepang.

Di samping itu, terdapat pula  potensi penurunan permintaan China pada Triwulan II 2021 seiring kilang yang sedang memasuki periode pemeliharaan, serta sentimen negatif pasar atas sinyal perlambatan pertumbuhan China pasca pengumuman indeks PMI untuk manufaktur dan non manufaktur.

Baca Juga: ICP Januari naik jadi US$ 53,17 per barel terdorong pemotongan produksi OPEC

Asal tahu saja,  Biro Statistik Nasional China mengumumkan bahwa  indeks PMI untuk manufaktur dan non manufaktur masing-masing turun sebesar 0,8 dan 1,4 di bulan April 2021 menjadi 51,1 dan 54,9 dibandingkan bulan sebelumnya.

Adapun perkembangan minyak mentah utama di pasar internasional secara lebih lengkap dapat dilihat sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar US$ 0,93 per barel dari US$ 65,63 per barel menjadi US$ 64,70 per barel.
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$ 0,65 per barel dari US$ 62,36 per barel menjadi US$ 61,70 per barel.
  • Basket OPEC turun sebesar US$ 1,50 er barel dari US$ 64,63 per barel menjadi US$ 63,13 per barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,37 per barel dari US$ 65,70 per barel menjadi US$ 65,33 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×