Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi dan jagung naik 4,5%-4,6% tahun 2013 dibandingkan dengan tahun ini. Target ini disampaikan oleh Suswono, Menteri Pertanian di Jakarta, Rabu (26/12).
Menurut Suswono, produksi padi pada tahun ini tercatat sebesar 68,96 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Sedangkan untuk tahun 2013, pemerintah menargetkan produksi sebesar 72,06 juta ton GKG. Untuk produksi jagung 2013, tercatat sebanyak 19,83 juta ton, naik dibandingkan dengan tahun ini 18,96 juta ton. "Untuk padi, kita harus menaikkan produksi hingga 5%," ujar Suswono, Rabu (26/12).
Suswono optimistis, produksi padi bisa tercapai karena pemerintah mampu mempertahankan luas tanam padi sebanyak 14,59 juta hektare dengan luas panen minimal 14,08 juta hektare dengan produktivitas sebesar 5,12 ton per hektare.
Ada beberapa perhitungan yang mendasari dalam prospek produksi beras 2013, diantaranya karena kondisi iklim tahun 2013 tidak jauh berbeda dengan iklim tahun sebelumnya. Kedua, adanya dukungan dari Kementerian BUMN melalui kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K).
"GP3K ini cukup bisa membantu menaikkan produksi pangan dengan total luas lahan 3,2 juta ton," kata Suswono. Ketiga adalah potensi pengembangan food estate di tiga wilayah yakni Kabupaten Pontianak seluas 20.000 hektare, Kabupaten Kubu Raya seluas 5.000 hektare dan Kabupaten Bulungan seluas 30.000 hektare.
Keempat, memperbaiki manajemen dan distribusi pupuk serta benih. "Dengan pola subsidi ini diharapkan penyerapan pupuk dan benih unggul meningkat," kata Suswono. Di sisi lain, untuk Jagung, Suswono mengatakan, peningkatan produksi sudah berjalan baik seiring dengan pertumbuhan industri pengolahan pakan ternak berbasis bahan baku dari jagung.
Prospek produksi jagung pada 2013 cukup bagus dan diprediksi mampu mencapai target 19,83 juta ton. Guna mencapai target tersebut, diperlukan luas tanam jagung 4,25 juta hektare dan luas panen sekitar 4,04 juta hektare dengan produktivitas 4,91 ton per hektare.
Tahun ini, kata Suswono produksi Jagung sudah mengalami surplus. Produksi jagung 2012 tercatat sebesar 18,961 ton. Sedangkan kebutuhan jagung nasional sebesar 14,410 ton. Dengan demikian, masih ada surplus sebesar 4.551. Namun, karena ada permasalahan infrasturktur logistik dan distribusi mengakibatkan Indonesia harus impor jagung.
"Jadi ada kesulitan transportasi, beberapa produsen pakan ternak tidak bisa mendapatkan suplai dari sentra jagung sehingga harus impor," kata Suswono. Untuk menekan impor, pemerintah akan memperbaiki sistem logistik produk jagung dari sentra usaha tani jagung ke industri pakan dan mutu produk Jagung petani sehingga mampu diserap oleh industri jagung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News