Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak dan gas bumi (migas) PT Saka Energi Indonesia anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara sepanjang semester I 2019 melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran (WPnB).
Presiden Direktur Saka Energi Nofriandi mengatakan pada semester I-2019 produksi migas tercatat sebesar 38.034 barrels of oil equivalent per day (boepd) atau melampaui target yang dicanangkan sebesar 37.850 boepd. "Namun pada akhir tahun proyeksi hanya sebesar 37.500-an boepd karena akan ada curtailment di Muara Bakau," ujar Nofriadi di sela acara IPA Convex 2019, Jumat (6/9).
Adapun realisasi produksi tersebut, menurut Nofriadi bersumber dari Blok Muara Bakau sebesar 35%, Blok Pangkah sebesar 22%, Lapangan Fasken sebesar 29% serta sejumlah aset lainnya. Curtailment pada Muara Bakau, kata Nofriadi akan berdampak signifikan bagi kinerja produksi perusahaan.
Ke depannya, Saka membuka opsi untuk melakukan akuisisi dan kegiatan eksplorasi demi mengoptimalkan kinerja. Nofriadi menambahkan, opsi akuisisi menyasar baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Akan dilepas, PGAS akan perbaiki internal Saka Energi Indonesia
Kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu area yang berpotensi menjadi incaran Saka. Sayangnya, Nofriadi enggan membeberkan lebih jauh mengenai rencana ini.
Faktor yang menjadi pertimbangan bagi Saka dalam proses akuisisi yakni pada WK yang telah mendekati fase produksi ataupun sudah berproduksi. Hal ini dinilai akan memberikan dampak yang langsung terlihat ketimbang harus melakukan eksplorasi.
"Pertimbangan juga pada WK yang memproduksi gas dan dekat dengan infrastruktur milik PGN," jelas Nofriadi.
Langkah ini disebut lebih efisien sebab nantinya Saka telah memiliki kepastian soal buyer jika terintegrasi dengan infrastruktur milik PGN. Selain itu, Saka kini juga tengah berpartisipasi dalam lelang WK Migas tahap tiga yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM.
Dalam lelang tersebut, Kementerian ESDM menawarkan empat WK Migas. Namun lagi-lagi, Nofriadi masih belum mau membeberkan lebih jauh mengenai rencana tersebut.
Ketika ditanyai seputar kemungkinan Saka lepas dari PGN, Nofriadi mengungkapkan sejauh ini Saka masih berada dalam naungan PGN. "Belum ada perubahan, (Saka) masih menunggu arahan," jelas Nofriadi.
Asal tahu saja, Saka Energi menargetkan dua lapangan migasnya yakni West Pangkah dan Sedayu dapat onstream pada tahun 2020 mendatang. Lewat sejumlah strategi tersebut, Nofriadi mengharapkan pada 2024 nanti produksi dapat mencapai 50.000 boepd.
Baca Juga: PGN sebut lifting minyak Saka Indonesia tak optimal karena agresif tentukan target
Sebelumnya, Direktur Utama PGN Gigih Prakoso sempat mengungkapkan, Saka akan melakukan perbaikan kinerja dengan melakukan pemboran in field serta work over. "Semuanya kita minta, supaya produksi bisa dipertahankan dan tidak turun," tandas Gigih.
Kontan.co.id mencatat, Saka Energi saat ini memiliki hak kelola 11 blok migas di dalam dan luar negeri. Dari jumlah itu, lima diantaranya dioperasikan oleh Saka Energi dengan 100% kepemilikan yaitu PT Pangkah, Sesulu Selatan, Wokam II, Pekawai, dan PSC West Yamdena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News