kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi tembakau di Temanggung anjlok


Senin, 27 September 2010 / 10:48 WIB
Produksi tembakau di Temanggung anjlok


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengeluh karena turunnya produksi hasil panen mereka dalam musim panen tahun 2010. Sugianto, Koordinator Monitoring Kelompok Tani Tembakau Marga Rahayu di Temanggung bilang, tingginya curah hujan membuat tanaman tembakau tidak produktif.

“Hasil panen membuat kadar air tembakau sangat tinggi sehingga petani mengalami penurunan produksi antara 30-50%,” kata Sugianto kepada KONTAN, Senin (27/9). Dampaknya, kualitas tembakau yang dihasilkan petani tersebut jauh dari kualitas yang diharapkan. Sementara, harga tembakau berkaitan dengan kualitas, semakin bagus kualitas maka semakin bagus harganya.

“Sekarang harga untuk dua keranjang hanya Rp 40.000 (setara 12 kg-14 kg),” jelas Sugianto. Sementara harga hasil panen yang bermutu bisa sampai Rp 100.000, tetapi hanya beberapa petani saja yang bisa memanfaatkannya. Jika cahaya matahari dalam keadaan bagus, petani bisa mengantongi panen senilai Rp 250.000 untuk dua keranjang.

Namun, cuaca rupanya tidak sesuai dengan keingnan mereka. Tingginya curah hujan juga berpengaruh pada kualitas paska panen, karena bisa menganggu proses penjemuran daun tembakau. Sugianto bilang, jika daun tembakau tidak segera di jemur usai panen maka daun tersebut bisa membusuk.

Musim panen tembakau tahun ini terbilang mundur dari jadwal panen tembakau. Banyak petani mengalami keterlambatan tanam akibat cuaca yang tidak menentu. Awal tahun sekitar bulan Februari petani seharusnya sudah mulai menanam, namun sampai dengan Maret petani masih ada yang baru memulai menanam. “Jika menanam dalam cuaca hujan, maka benih tembakau sulit bertahan, sehingga sebagian petani menunda untuk nanam” jelas Sugianto.

Dampak dari turunnya kualitas tembakau tersebut juga mengurangi pendapatan petani, menurut Sugianto, petani sudah banyak yang mengeluh untuk membayar piutang untuk pupuk. Sementara pemakaian pupuk tembakau tidak maksimal karena tergerus oleh curah hujan. “Pendapatan berkurang, beban pupuk masih sama,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×