Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT IDS Medical Indonesia masih memandang positif bisnis alat kesehatan (alkes) di Indonesia saat ini. Permintaan pasar yang terus naik menjadi peluangnya.
Ramli Lau, Vice President IDS mengatakan perusahaan mengawali bisnisnya sebagai distributor alkes pada 2011 lalu. "Hingga akhirnya kami akusisi perusahaan lab yang produksi test kit," sebutnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/3).
Meski masih kecil, Ramli optimistis permintaan alkes produksi perusahaannya bakal meningkat seiring permintaan pasar. Sebelumnya IDS sudah eksis sebagai distributor alkes untuk keperluan emergency room, seperti ICU di Rumah Sakit (RS).
"Untuk alkes emergency room itu kami dapat dari Amerika Serikat, Jepang dan Eropa," kata Ramli.
Ramli mengklaim pangsa pasar IDS untuk alkes divisi emergency room cukup besar di dalam negeri, dimana perusahaannya menyuplai kebutuhan alkes divisi emergency room hampir ke semua RS di Indonesia.
Sementara itu Ramli menilai, pertumbuhan industri alkes nasional setiap tahunnya mampu naik dua kali lipat dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika setiap tahunnya ekonomi nasional tumbuh 5%, maka dapat diperkirakan kenaikan industri alkes mencapai 10% tiap tahunnya.
Selain pasar reguler, IDS juga mengincar porsi di e-catalog BPJS. Dua tahun lalu perusahaan baru bisa mencaplok 150 item.
Padahal, kata Ramli, ada sekitar 17.000 item alkes di e-catalog tersebut. Oleh karenanya IDS perlu bersaing ketat dengan lebih dari 400 perusahaan alkes yang ada di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News