kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Produsen Komponen Mengincar Peluang Diversifikasi Bisnis


Selasa, 04 Maret 2025 / 20:35 WIB
Produsen Komponen Mengincar Peluang Diversifikasi Bisnis
ILUSTRASI. Display produk suku cadang kendaraan di booth PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)  pada pameran otomotif GIIAS 2024 di ICE BSD, Tangerang (27/7/2024). AUTO mengakui kegiatan usaha perdagangan yang menyasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM) mengalami peningkatan. REM merupakan pasar tempat konsumen membeli produk atau komponen pengganti atas komponen kendaraan mereka yang telah usang dan rusak. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha komponen nasional mencoba mengintip peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis di tengah pasar otomotif Tanah Air yang penuh risiko. Salah satu langkah yang ditempuh produsen komponen adalah diversifikasi bisnis.

Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Dzulkarnaen Salim menyampaikan, tidak menutup kemungkinan para produsen komponen mulai mendiversifikasi bisnis, Misalnya dengan mengembangkan komponen untuk kendaraan listrik, baik roda empat ataupun roda dua. Apalagi, pasar kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai tumbuh seiring kehadiran berbagai merek dan model baru dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, upaya diversifikasi juga dapat berupa pengembangan komponen untuk produk non-otomotif.

“Semuanya tentu bergantung supply-demand, jika permintaannya (komponen kendaraan listrik) naik, pasti banyak yang berusaha menyuplainya,” ungkap dia, Selasa (4/3).

Upaya diversifikasi ini dilakukan seiring pasar otomotif nasional yang masih rentan tertekan pada 2025 akibat ketidakpastian ekonomi. Hamdani pun menyebut, tren penjualan komponen otomotif di segmen original equipment manufacturer (OEM) diperkirakan tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengingat, proyeksi penjualan mobil nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya berada di level 900.000 unit pada 2025.

Baca Juga: Michelin Indonesia Pasok Ban untuk Beberapa Model Kendaraan Listrik

Angka tersebut tidak terpaut jauh dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun sebelumnya yakni 865.723 unit (kategori wholesales). Dengan begitu, potensi pertumbuhan permintaan komponen untuk kendaraan roda empat baru relatif lebih terbatas.

Sebaliknya, para produsen komponen berpotensi memaksimalkan cuan dari penjualan produk di segmen aftermarket. Sebab, kebutuhan komponen atau suku cadang pengganti tergolong besar dan pasarnya selalu ada terlepas dari dinamika kondisi ekonomi nasional.

“Pasar aftermarket dipengaruhi oleh jumlah unit kendaraan yang beroperasi,” ujar Hamdani.

Di sisi lain, GIAMM juga menyoroti tren pelemahan kurs rupiah yang terus berlarut hingga kini. Ketidakpastian ini tentu memberatkan bagi pabrikan komponen yang harus mengimpor kebutuhan sebagian bahan bakunya.

Alhasil, para produsen komponen harus melakukan berbagai upaya penghematan dan pengurangan biaya di bidang yang lain. “Kenaikan harga produk adalah pilihan terakhir,” kata Hamdani.

Baca Juga: Menilik Peluang Emiten Komponen Otomotif di Tengah Kebijakan Tarif Trump

Diversifikasi AUTO

Sementara itu, salah satu emiten produsen komponen, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) optimistis dengan prospek bisnisnya pada 2025.  AUTO dipastikan akan kembali menggencarkan strategi diversifikasi yang sudah dimulai dalam beberapa tahun terakhir. Diversifikasi ini menyasar pada penjualan alat kesehatan, komponen untuk alat berat, industrial, dan kereta api. "Kami juga akan terus mengembangkan produk-produk baru, baik untuk sektor otomotif maupun non-otomotif," imbuh Sophie Handili, Direktur Astra Otoparts, Selasa (4/3).

Dalam catatan KONTAN, AUTO juga mulai melakukan diversifikasi dengan mengembangkan komponen untuk kendaraan hybrid dan listrik. Contohnya adalah Wheel Disc, Driveshaft, Resonator Intake Air, Auxiliary Battery, dan Front Axie. Ada pula komponen spesifik kendaraan listrik yang diproduksi AUTO seperti Hose Cooling Inverter & Motor, HV Battery Intake Duct, Hybrid Damper, Battery Case, dan Battery Box.

Secara umum, AUTO menargetkan kenaikan kinerja di lini bisnis perdagangan dapat melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun untuk lini bisnis manufaktur, anak usaha Grup Astra ini menjadikan proyeksi penjualan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan Gaikindo sebagai acuan kinerjanya.

"Kami juga optimistis dengan pencapaian laba bersih tahun ini karena adanya peningkatan dan otomasi yang terus dijalankan dalam beberapa tahun terakhir," tandas dia. 

Baca Juga: Mengintip Prospek Bisnis Komponen Otomotif Nasional pada 2025

Selanjutnya: Manchester United Sediakan Tempat Sholat bagi Suporter di Stadion Old Trafford

Menarik Dibaca: Selebgram Aghnia & Stefany Talita Luncurkan Eze Nails, Koleksi Kuku Tempel Premium

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×