Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar dirasakan sejumlah emiten produsen komponen otomotif seiring prospek industri kendaraan bermotor, baik roda dua dan roda empat, yang kian menjanjikan di Tanah Air sepanjang 2023.
Sebagaimana diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) belum lama ini merevisi proyeksi penjualan mobil nasional dari 975.000 unit menjadi 1.050.000 unit pada 2023. Secara wholesales (pabrik ke dealer), penjualan mobil nasional tercatat sebesar 423.404 unit hingga Mei lalu.
Tidak hanya itu, Asosiasi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) turut mengubah proyeksi penjualan motor dari 5,4 juta unit-5,6 juta unit menjadi 5,6 juta unit-5,8 juta unit pada tahun ini seiring potensi lonjakan penjualan kendaraan tersebut. Per Juni 2023, sudah ada 3.201.930 unit motor yang terjual di dalam negeri.
Direktur PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) Wanny Wijaya menilai, kenaikan target dari asosiasi-asosiasi produsen kendaraan roda dua dan roda empat mencerminkan kondisi pasar otomotif yang semakin membaik. Tingginya permintaan terhadap mobil dan motor baru diharapkan berdampak positif bagi bisnis manufaktur komponen AUTO.
“Kami upayakan kinerja bisnis manufaktur ini terus bertumbuh lebih baik dari periode sebelumnya,” jelas dia, Kamis (6/7) lalu.
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Mulai Rambah Bisnis Charging Station
Asal tahu saja, AUTO memproduksi komponen terkait mesin, bodi, sasis, elektronik, hingga transmisi pada kendaraan bermotor. Perusahaan ini memiliki beberapa pelanggan di bisnis manufaktur komponen seperti Toyota, Honda, Isuzu, Hino, Mitsubishi, Piaggio, dan lain-lain.
Sementara itu, Direktur Utama PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Irianto Santoso menyampaikan, revisi target penjualan mobil dan motor tentu akan mendongkrak permintaan komponen otomotif baik di segmen original equipment manufacturer (OEM) maupun aftermarket.
Emiten ini sendiri menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 20% sampai 25% sampai akhir 2023.
DRMA juga mengakui adanya fluktuasi harga komponen otomotif yang kemungkinan bisa ikut mempengaruhi harga jual kendaraan bermotor di pasar. Fluktuasi harga komponen ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kenaikan harga bahan baku, pergerakan kurs mata uang asing, dan biaya produksi.
“Mayoritas sekitar 60% biaya produksi komponen berasal dari biaya bahan baku,” ujar Irianto, Jumat (7/7).
Pihak DRMA biasanya memiliki perjanjian dengan pelanggan yang mencakup asumsi fluktuasi, sehingga profitabilitas DRMA tetap terjaga dan tidak terlalu terdampak dengan perubahan harga komponen. DRMA pun terus memprioritaskan peningkatan efisiensi terhadap penggunaan bahan baku dan tenaga kerja.
PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) menganggap perubahan proyeksi penjualan kendaraan membawa dampak yang positif walau tidak terlalu signifikan bagi perusahaan tersebut. "SMSM lebih berfokus pada pasar replacement dan ekspor," ujar Chief Financial Officer Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi, Kamis (6/7).
Terkait ekspor, SMSM akan lebih fokus memperkuat penetrasi ke pasar ekspor yang sudah ada saat ini. Kendati begitu, pada dasarnya perusahaan ini tetap membuka peluang untuk memperluas penjualannya ke negara-negara tujuan ekspor baru. Per kuartal I-2023, sebagian besar ekspor SMSM mengarah ke kawasan Asia senilai Rp 328,33 miliar.
Sejauh ini, SMSM fokus memproduksi komponen untuk mobil. Beberapa pabrikan otomotif menjadi pelanggan SMSM untuk segmen original equipment manufacturer (OEM), contohnya Toyota, Mitsubishi, Nissan, Suzuki, dan lain sebagainya.
SMSM memiliki produk utama yakni filter dan radiator. Emiten ini juga memproduksi produk lainnya seperti plastisol, pipa rem dan pipa bahan bakar, tangka bahan bakar, dan knalpot kendaraan.
SMSM juga mulai merambah bisnis komponen untuk mobil listrik. Produk komponen yang dihasilkan SMSM untuk segmen tersebut adalah 69 P/N Filter. Walau begitu, harus diakui kontribusi bisnis komponen mobil listrik SMSM masih minim lantaran sektor industri tersebut tergolong baru di Indonesia.
DRMA juga berkecimpung di bisnis komponen kendaraan listrik dengan menyediakan battery pack dan battery management system yang digunakan khusus untuk e-bike dengan merek Polimetal milik perusahaan tersebut. DRMA pun sedang menyiapkan produksi komponen tadi untuk sepeda motor listrik roda tiga merek PowerAce.
Selain itu, DRMA juga sudah memproduksi wiring harness yang merupakan salah satu komponen krusial bagi kendaraan listrik roda dua dan roda empat. Komponen ini berfungsi untuk menghantarkan energi dari baterai ke mesin kendaraan.
Baca Juga: Penjualan Mobil Kian Menderu, Simak Prospek Emiten Otomotif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News