kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Produsen mainan siapkan pesanan Natal dan Tahun Baru


Selasa, 21 September 2010 / 18:59 WIB
Produsen mainan siapkan pesanan Natal dan Tahun Baru


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Musim Lebaran usai, kini pengusaha mainan bersiap memenuhi pesanan ekspor sebelum Natal dan Tahun Baru. Di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, kebiasaan memberi hadiah atau tukar menukar hadiah saat Natal membuat permintaan mainan naik.

"Di luar negeri, Natal heboh sekali, sehingga pengusaha sudah nyicil ekspor untuk keperluan akhir tahun sejak Mei sampai bulan ini," kata Sudarman, Ketua Pemasaran Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) pada KONTAN kemarin (20/9). Ekspor mainan itu mencakup aneka produk maianan, mulai balon karet hingga rupa-rupa mainan berbahan plastik dan kayu.

Sudarman memprediksi ekspor bulan September ini bisa meningkat 30% -40% dibanding Agustus lalu. Sayang, meski didesak, Sudarman enggan menyebut angka.

Yang terang, ekspor mainan terus menanjak. Hingga semester I-2010, nilai ekspor mainan mencapai US$ 150 juta. Nilai ini naik 11% dibanding periode sama 2009 yang sebesar US$ 135 juta.

Meski demikian, secara keseluruhan, total penjualan para produsen mainan di September ini cuma naik 10% ketimbang Agustus 2010. Sebab, kendati ekspor naik hingga 40%, penjualan mereka di pasar domestik turun 20%-30%. Ini disebabkan banyaknya libur di musim Lebaran yang menyebabkan waktu produksi dan distribusi mainan bulan ini lebih sedikit dibandingkan bulan Agustus.

Namun, Sudarman optimistis industri mainan tetap bisa mengejar target pertumbuhan produksi tahun ini sebesar 10% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 2,69 triliun.

Ada yang tetap naik

Walaupun secara keseluruhan penjualan di pasar domestik turun di bulan September, namun penjualan mainan di sejumlah pasar tetap naik.

Dhanang Sasongko, Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) mengatakan, uang jajan anak-anak berhasil mendongkrat omzet tersebut. "Di beberapa pasar mainan, ada peningkatan omzet. Saya memandang ini karena angpau Lebaran anak-anak larinya ke mainan," ujar Dhanang.

Contohnya, di pasar Gombrong, Jakarta Timur, selama libur Lebaran omzet pedagang mainan naik. Begitu pula di sentra penjualan mainan di Asemka.

Dhanang optimistis, pasar mainan akan terus meningkat. Jika di semester I-2010 pendapatan Apmeti di pasar domestik mencapai sekitar Rp 12 miliar, maka hingga akhir tahun ini, dia yakin omzet domestik Apmeti mencapai
Rp 36 miliar. Ini tumbuh 20% dibandingkan tahun lalu. "Peningkatan ini disebabkan adanya anggaran perubahan baik dari APBNP maupun APBDP, sehingga ada kenaikan sekitar Rp 18 miliar," ujar Dhanang. Untuk ekspor, Apmeti optimistis omzet tahun ini tumbuh 20% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 60 miliar.

Naiknya penjualan mainan tentu membuat senang para produsen mainan. Riza Ambadar, pemilik PT Safira Tumbuh Berkembang, mengatakan, selama Januari-Agustus 2010, total omzetnya mencapai US$ 56.000. Jumlah ini sekitar 80% dari total pendapatan 2010 yang sebesar US$ 70.000. Khusus bulan September ini, omzet Safira mencapai US$ 7.000, naik 25% dibanding Agustus. Libur panjang membuat perusahaan mengebut produksi sebelum Libur.

Produksi Safira yang berupa mainan kayu dan furnitur kayu untuk anak-anak tidak bergantung musim. "Permintaan meningkat terutama dari Swiss," kata Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×