kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen popok Pokana produksi masker medis 50 juta lembar per bulan


Kamis, 09 Juli 2020 / 19:39 WIB
Produsen popok Pokana produksi masker medis 50 juta lembar per bulan
ILUSTRASI. Ilustrasi masker


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen popok merek Pokana, PT Tata Global Sentosa telah merambah bisnis masker medis di saat pandemi covid-19. Perseroan berusaha mengejar target menjadi runner up pangsa pasar masker medis nasional.

Ananta, Direktur Utama PT Tata Global Sentosa menceritakan bahwa motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang prihatin terhadap kondisi pandemi di Indonesia. 

"Kalau saya lihat status korona di Indonesia masih parah, tapi kelihatan seperti tidak ada masalah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Baca Juga: Wings Corp ingin tambah mitra peritel untuk pasarkan masker Wingscare Protector

Padahal di China, Ananta mencontohkan, pemerintah negeri tirai bambu itu dengan sigap langsung memborong semua masker medis di seluruh dunia untuk mengamankan pasokan nasionalnya. Hal tersebut terbukti membuat China mampu mengontrol persoalan penyebaran virus ini.

Menurut Ananta, tindakan ampuh untuk membatasi persebaran virus ini tak ada opsi efektif selain menggunakan masker. Namun masker yang ditemui di pasaran saat ini banyak yang tidak terstandar dan masyarakat pun tidak mendapatkan edukasi yang benar terkait hal itu.

"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 95%," sebut Ananta.

Untuk itu perseroan telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan.

Kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini. Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 95%.

Bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal, Ananta bilang, rata-rata 75% kandungannya dari bahan lokal. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene sebisa mungkin diperoleh dari lokal.

Perusahaan memproduksi dua jenis masker, pertama masker surgical medis merek Pokana dengan tingkat BFE 97% yang dibanderol sekitar Rp 200.000 per kotak yang isinya 50 lembar. kedua masker daily merek Thankfull dengan tingkat BFE 60-70% yang dibanderol dengan harga lebih terjangkau, Rp 90.000 per kotak yang isinya 50 lembar.

Baca Juga: Masuki era new normal, pasar masker kian ramai dan kompetitif

Ananta mengatakan perseroan sudah berusaha menekan harga, namun biaya produksi memang mengalami kenaikan saat pandemi. "Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya US$ 2 per kilogram, namun di masa tertingginya bisa US$ 150 per kilogram," katanya.

Perusahaan berharap masyarakat lebih aware terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat. Saat ini perusahaan masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×