Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
Dian bilang saat ini dinamika dari global memang cenderung sangat dinamis. Alhasil, unsur ketidakpastian masih membayangi terlebih dalam situasi geopolitik, fluktuasi perdagangan global dan harga komoditas.
“Kebijakan suku bunga tentu akan merespon dinamika tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: OJK Sebut Fintech Lending dan Modal Ventura Punya Peluang Dukung Program 3 Juta Rumah
Dari sisi likuiditas bank, Dian menambahkan bahwa EBA-SP memang menjadi instrumen yang dapat melengkapi sumber pendanaan dan menjamin stabilitas likuiditas bank. Terlebih, ia menilai ruang pemanfaatan EBA-SP masih cukup besar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada 13 Januari 2025, Dian menyebutkan terdapat 9 EBA-SP yang diperdagangkan dengan total nilai sebesar Rp 2,21 triliun.
Lebih lanjut, Dian memastikan bakal ada upaya lain yang bakal dikomunikasikan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
OJK tentu harus berbicara dengan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan.
“Karena ada kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang terkait dengan isu-isu ini,” ujar Dian.
Baca Juga: Fahri Hamzah Pastikan Tak Gunakan Lahan Sawah Buat Program 3 Juta Rumah
Di sisi lain, Dian melihat sebenarnya perbankan masih memiliki likuiditas yang tergolong ample untuk menjalankan program tiga juta rumah.
Menurutnya, itu tercermin dari rasio likuiditas atau LDR yang di level 87,34% per November 2024.
“Likuiditas masih memadai dalam mengantisipasi peningkatan penyaluran kredit untuk mendukung program tiga juta rumah,” tambahnya.
Selanjutnya: Perbankan Tanggapi Perubahan Skema Pendanaan KPR FLPP Menjadi 50:50
Menarik Dibaca: Tips Andalkan Aplikasi Navigasi Saat Pergi Traveling
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News