Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal tahun ini, kondisi perusahaan pionir sepeda lokal, PT Wijaya Indonesia Makmur Bycicle Industries, produsen sepeda Wimcylcle sedang terpuruk akibat terlilit utang kepada sejumlah kreditur dan pinjaman perbankan. Hal ini disebabkan terkikisnya pendapatan perusahaan akibat gempuran sepeda impor dari China.
Setelah masalah ini heboh, PT Insera Sena yang merupakan produsen Polygon tadinya akan mengakuisisi dan mengambil alih utang Wimcycle. Namun, kabar terakhir Insera Sena tidak jadi mengakuisisi Wimcycle.
Baca Juga: Ekspansi Penambahan BTS Indosat (ISAT) Bakal Tuntas Pekan Ini
Melansir catatan Kontan sebelumnya di 2 Januari 2019, PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries tengah menjalani proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan secara suka rela di Pengadilan Niaga Surabaya, Jawa Timur, dengan nomor perkara 47/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Niaga Sby sejak 23 November 2018.
Permohonan PKPU ini dikabulkan pada 6 Desember 2018 karena melihat kondisi keuangan yang dinilai bermasalah. Dalam berkas perkara permohonan PKPU, saldo utang Wimcycle mencapai Rp 504,03 miliar yang berasal dari 37 kreditur. Selain itu ada juga tagihan yang didominasi dari pinjaman perbankan dengan jumlah tujuh kreditur senilai Rp457,24 miliar.
Adapun permasalahan menumpuknya utang karena pendapatannya terkikis terus akibat gempuran sepeda impor asal China. Kendati demikian, permasalahan ini sudah selesai pada 18 September 2019 dengan hasil damai.
Baca Juga: Asyik, seni musik dan pertunjukan kebagian jatah pendanaan Bekraf di tahun depan
Direktur Insera Sena, William Gozalli menjelaskan hasil dari pembicaraan internal dan proses utang yang sudah selesai di Wimcycle, perusahaan tidak jadi mengakuisisi. "Polygon merasa masalah tersebut sudah diselesaikan dengan sendirinya," ujarnya kepada Kontan.co.id Jumat (13/12).
William menyatakan setelah proses evaluasi internal diputuskan untuk tidak mengakuisisi Wimcycle.