kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.324   -25,00   -0,15%
  • IDX 7.379   92,25   1,27%
  • KOMPAS100 1.042   3,89   0,37%
  • LQ45 790   2,14   0,27%
  • ISSI 245   3,44   1,43%
  • IDX30 409   1,44   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,34   0,29%
  • IDX80 117   0,44   0,38%
  • IDXV30 119   0,56   0,47%
  • IDXQ30 130   0,18   0,14%

Prospek bisnis pertemuan cerah di tahun depan


Jumat, 23 November 2012 / 10:36 WIB
Prospek bisnis pertemuan cerah di tahun depan
ILUSTRASI. Huawei MatePad 11


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Potensi bisnis pertemuan atau meeting, incentive, convention, event (MICE) menjanjikan. Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) memperkirakan, di sepanjang tahun 2013 akan ada tidak kurang dari 300 kegiatan MICE yang dilangsungkan di Indonesia.

"Berdasarkan jumlah kegiatannya, tahun depan masih bisa tumbuh sekitar 10%," ujar Ketua Umum Asperapi Effi Setiabudi. Kata dia, jumlah yang sebenarnya bisa jadi lebih banyak lantaran jadwal dari masing-masing organizer biasanya baru keluar pada awal tahun. Asperapi memiliki anggota sebanyak 161 perusahaan.

Namun Effi tidak bisa menyampaikan estimasi investasi yang ditanam di bisnis MICE pada tahun depan. "Saya tidak bisa mengeluarkan angka karena belum pernah ada studi tentang hal itu," dia berkilah.

Effi menjelaskan, kegiatan MICE secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yakni edukasi atau promosi, business to consumer (B2C) dan business to business (B2B). "Mayoritas yang diadakan di Indonesia masih berupa B2C. Padahal multiplier effect B2B jauh lebih besar," ungkap dia.

Lebih lanjut, Effi yang juga menjabat sebagai Direktur PT Debinda Mitra Dyantama mengemukakan bahwa di Indonesia, penggerak utama bisnis MICE masih Jakarta dan Bali. Padahal, venue yang memadai di Jakarta hanya ada dua, yaitu Jakarta Convention Center (JCC) dan Jakarta International Expo (JIE). "Surabaya justru kelebihan pasokan venue MICE. Saya sudah berkali-kali menawarkan investor ke Surabaya, tapi mereka maunya di Jakarta," kata dia.

Wakil Presiden Direktur PT Pacto Convex Niagatama I Ketut Salam lebih percaya diri daripada Effi. Ketut memproyeksikan, pertumbuhan pendapatan dari bisnis MICE selama tahun depan bisa mencapai 20%. Alasannya, jumlah kegiatan MICE juga diprediksi bertambah 20%.

Pacto yang mengklaim sebagai penguasa pangsa pasar organizer MICE terbesar di Indonesia menggelar sekitar 50 kegiatan MICE pada tahun ini, baik yang berskala nasional maupun internasional. Tahun ini, Pacto menargetkan pendapatan senilai Rp 200 miliar, atau naik sekitar 15% hingga 20% dari pencapaian Pacto tahun lalu.

Salah satu kegiatan MICE yang masuk daftar incaran Pacto tahun depan adalah KTT APEC di Bali. Maklumlah, kegiatan tersebut diperkirakan bisa mendatangkan perputaran uang puluhan miliar hingga ratusan miliar rupiah. "Saat ini masih proses tender," ungkap Ketut.

Selain Jakarta, sejumlah daerah seperti Medan, Nusa Tenggara Barat, Manado, dan Bali siap menjadi destinasi MICE selanjutnya. Namun, Ketut juga menyoroti banyaknya perusahaan yang memotong anggaran MICE. Sehingga, organizer berupaya keras mendesain kegiatan MICE dalam waktu yang singkat namun efektif.

Namun, di bidang MICE, ternyata Indonesia masih ketinggalan dari negara-negara tetangga. The International Congress and Convention Association (ICCA) mencatat, Indonesia pada tahun lalu hanya menduduki peringkat 46 destinasi MICE dunia.

Indonesia kalah dari Singapura yang berada di peringkat 24, Malaysia masuk peringkat 29, dan Thailand di posisi 35. Sedangkan negara Asia yang menduduki peringkat tertinggi adalah China. "Padahal, Indonesia punya peluang besar karena banyak asosiasi yang berbasis di Indonesia," ujar Direktur Regional Asia Pasifik ICCA Noor Ahmad Hamid.

Berdasarkan catatan ICCA, Indonesia dijadwalkan akan menjadi tuan rumah 45 kegiatan MICE berskala internasional hingga 2016 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×