Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Perkiraan Vidjongtius, tren pemulihan pasar di sektor farmasi dan obat herbal masih akan terus berlanjut di kuartal IV. Optimisme ini berdasar pada tren pertumbuhan permintaan produk herbal yang masih positif di awal kuartal IV 2020.
“Kami memperkirakan pertumbuhan produk herbal Kalbe di tahun ini berkisar 10%-15%, sedangkan produk farmasi (obat resep dan obat bebas) Kalbe secara keseluruhan berkisar 0%-5%,” ujar Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Leonard mengungkapkan, pihaknya memang menjumpai adanya tren pemulihan pasar di sektor farmasi dan obat tradisional. Seiring dengan hal ini, ia berujar bahwa penjualan SIDO di kuartal III 2020 mengalami kenaikan secara kuartalan dibanding kuartal II 2020.
Leonard memang tidak mengungkap berapa kenaikan penjualan secara kuartalan yang dimaksud, namun kalau melihat laporan keuangan perusahaan, penjualan perusahaan di sembilan bulan pertama memang masih mengalami pertumbuhan secara tahunan atau year-on-year (yoy), meski tidak sampai double digit.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) ekspansi rute ke tiga destinasi wisata unggulan nasional
Tercatat, penjualan SIDO tumbuh 6,04% yoy dari semula Rp 2,12 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 2,25 triliun di Januari-September 2020. Seturut pertumbuhan penjualan, laba bersih perusahaan ikut terungkit 10,78% dari semula Rp 578,44 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 640,80 miliar pada Januari-September 2020.
“Salah satu faktor utama peningkatan ini menurut kami adalah kembali berjalannya aktivitas bisnis sehingga masyarakat mulai beraktivitas kembali,” tutur Leonard kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).
Menyoal prospek ke depan, Leonard mengaku belum bisa menaksir kondisi pasar di kuartal IV 2020. Yang terang, SIDO masih mengejar pertumbuhan single digit untuk penjualan dan pertumbuhan double digit untuk laba bersih sampai tutup tahun nanti.
Strateginya, SIDO akan memaksimalkan momentum pemulihan dengan memacu penjualan di kanal penjualan general trade yang sebelumnya sempat terdampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal tersebut akan dibarengi dengan kegiatan pemasaran dan promosi yang tepat sasaran, efektif dan efisien.
Selanjutnya: Kinerja oke di kuartal III 2020, bagaimana rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News