Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti di Jakarta dan daerah penyangganya dinilai masih prospektif. Kencangnya permintaan tampak dari tumbuhnya penjualan hunian pada periode kuartal ketiga 2021. Tren pemulihan pasar perumahan juga terasa di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) hingga Banten.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin F. Iskandar mengamini, sudah ada tren pemulihan pasar properti dibandingkan tahun lalu. Pemulihan ekonomi dan daya beli yang membaik, pandemi covid-19 yang lebih terkendali, serta kucuran insentif di sektor properti telah menjadi katalis positif.
Menurut Arvin, pertumbuhan pasar properti bisa terus berlanjut dengan dipermudahnya persetujuan untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). "Karena untuk end user pun permintaan terus ada saat ini. (Insentif) free PPN juga sangat baik untuk sales," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/11).
Arvin, yang juga merupakan Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) itu menyampaikan bahwa kenaikan penjualan hunian juga tergambar dari realisasi emiten yang dipimpinnya tersebut. Hingga periode kuartal ketiga, ada kenaikan sales GPRA sebanyak 25% untuk segmen perumahan residential dengan harga di bawah Rp 800 juta.
Baca Juga: Luncurkan Pasadena Residences, Paramount Land raih penjualan Rp 500 miliar
Sedangkan untuk segmen high rise dengan harga di bawah Rp 1 miliar ada kenaikan 10%. "Jadi ada kenaikan dibandingkan dengan tahun 2020. Kami ada lima proyek, di Jabodetabek," ujar Arvin.
Indonesia Property Watch juga memotret tren perumahan di wilayah Jabodebek dan Banten selama periode Q3-2021. Dari sisi unit terjual, ada pertumbuhan sebesar 12,4% secara quarter to quarter (qtq) menjadi 2.290 unit.
Merujuk data Indonesia Property Watch, unit rumah yang terjual di wilayah Jabodebek-Banten terus naik sejak Q3-2020. Pada Q3-2020, rumah terjual tercatat 1.595 unit atau anjlok 31,2% dibandingkan Q2-2020 yang sebanyak 2.319 unit.
Penjualan rumah pun merangkak naik di akhir tahun, dengan tumbuh 8,2% pada Q4-2020 menjadi 1.726 unit. Pada Q1-2021 pertumbuhan unit rumah terpantau naik 10,9% (qtq) menjadi 1.914 unit. Lalu naik lagi pada Q2-2021 menjadi 2.038 unit atau tumbuh 6,5% (qtq).
Dari sisi harga, rata-rata unit terjual mengalami pertumbuhan 36,6% (qtq) menjadi Rp 1.044.343.878,. Indonesia Property Watch juga mencatat pertumbuhan penjualan rumah ready stock pada Q3-2021 tumbuh 14% (qtq), melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN diberlakukan pada 1 Maret 2021.
Sedangkan komposisi penjualan rumah secara indent masih mendominasi sebesar 75,78%, dibandingkan ready stock sebesar 24,22%. Di sisi lain, Indonesia Property Watch melihat ada pergerakan pasar yang terus memperlihatkan pergeseran ke segmen menengah sampai atas.
Peningkatan cukup tinggi terjadi di segmen harga lebih dari Rp 1 miliar. Peningkatan juga terjadi di segmen Rp 300 juta - Rp 500 juta. Secara umum sampai Q3-2021 pasar perumahan terus terkonsentrasi di segmen menengah-atas.
Prospek pasar bagi pengembang
Sejumlah pengembang dan emiten properti pun turut mencermati pasar hunian di wilayah Jabodebek-Banten. Direktur & Corporate Secretary PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) Ferry Suhardjo masih melihat kebutuhan rumah tinggal khususnya rumah tapak sangat prospektif lantaran masih ada "backlog" hunian di Indonesia, terutama di Jabodebek dan Banten.
"Benar sekali (prospek properti di Jabodebek dan Banten masih tinggi). Hal ini juga tercermin pada pertumbuhan penjualan SMDM untuk tanah dan bangunan yang meningkat 68,6% secara q to q," kata Ferry kepada Kontan.co.id, Minggu (21/11).
Untuk pasar saat ini, mayoritas produk ditujukan untuk kaum milenial sehingga rentang harga yang menarik dibanderol antara Rp 800 juta sampai dengan Rp 1,5 miliar. Adapun kontribusi pasar terbesar SMDM berasal dari Kota Bogor dengan porsi lebih dari 60% dari total penjualan.
Dihubungi terpisah, Direktur Paramount Land M. Nawawi menilai gambaran pasar dalam survei Indonesia Property Watch cukup memotret kondisi bisnis properti di wilayah Jabodebek dan Banten. Sebagai informasi, Paramount Land mengembangkan dua proyek kawasan properti atau kota mandiri di wilayah Tangerang, yakni di Paramount Land Gading Serpong dan Paramount Petals.
Hingga Q3-2021 Paramount Land pun masih gencar meluncurkan produk rumah dan komersial (ruko). Untuk segmen rumah dibanderol dengan harga sekitar Rp 4 miliaran di Pasadena Residences, lalu rumah dengan rentang harga Rp 1,5 miliaran di The Jewel of Nara, serta rumah dengan segmen Rp 700 juta - Rp 1 miliaran di Paramount Petals.
"Data dan survey (Indonesia Property Watch) secara umum mencerminkan kinerja, sebagai gambaran sejak memasuki Q3 hingga sekarang bahwa produk-produk yang kami pasarkan pada segmen tersebut terjual sangat memuaskan," ujar Nawawi.
Baca Juga: Genjot penjualan, BTN & Mustika Land gelar program promo akhir tahun
Dia pun memprediksi, prospek rumah tapak masih akan lebih tinggi daripada apartemen. Di sisi lain, situasi pandemi dan pemulihan ekonomi yang lebih baik memberikan optimisme untuk pelaku bisnis properti. "Pada akhirnya penjualan dan bisnis properti semakin menggeliat segera. Menurut saya juga 2-3 tahun ke depan rumah tapak di area Jabodetabek masih akan prospektif," sambung Nawawi.
Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi juga melihat peluang yang masih besar untuk pengembangan properti di Jakarta dan wilayah penyangganya. Theresia bilang, penjualan rumah DILD di Tangerang pada tahun ini cenderung meningkat.
Selain berhasil memasarkan proyek DUO, DILD juga mendongkrak penjualan rumah di klaster-klaster lainnya seperti di Perumahan Talaga Bestari dan Magnolia Residence. Selain perumahan, DILD juga memasarkan produk warehouse di Proyek Aeropolis, dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Kami melihat Jabodetabek masih merupakan potensi pasar yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk yang besar dan kelas menengah yang terus tumbuh, kebutuhan terhadap produk hunian akan terus meningkat," ujar Theresia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/11).
Adapun penjualan di daerah Jabodetabek memberikan kontribusi Rp 454 miliar bagi DILD, atau naik 54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah itu setara 41% dari total marketing sales DILD hingga triwulan III 2021.
Saat ini, DILD setidaknya memiliki 15 proyek properti di wilayah Jabodetabek-Banten. "Intiland memiliki beragam pengembangan proyek di Jabodetabek-Banten, mulai dari perumahan, apartemen, perkantoran, komersial, ruko, pergudangan, hingga pusat perbelanjaan," tandas Theresia.
Selanjutnya: Ingin tingkatkan transaksi, BTN siapkan strategi pengembangan TI dan digital banking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News