kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek Jambaran-Tiung Biru capai 25%


Kamis, 14 November 2019 / 19:11 WIB
Proyek Jambaran-Tiung Biru capai 25%
ILUSTRASI. Proyek Jambaran Tiung Biru Blok Cepu


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memastikan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) telah mencapai 25%.

Pertamina dalam siaran persnya menjelaskan, sebagai proyek strategis nasional, JTB yang berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur ini telah memasuki masa konstruksi gas processing facilities (GPF).

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, proyek JTB terus menunjukkan kemajuan dan lebih baik dari target. Hingga kuartal II 2019, proyek telah mengalami kemajuan 25% dan dalam posisi lebih cepat dari target.

Baca Juga: Industri migas Indonesia menantang, penerapan teknologi sangat dibutuhkan

"Proyek ini sangat strategis dan menjadi prioritas pemerintah sehingga kami berkomitmen untuk melakukan percepatan agar dapat mengoptimalkan produksi cadangan migas, mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasi," ujar Dharmawan, Kamis (14/11).

Lebih jauh Dharmawan mengungkapkan, kehadiran proyek JTB juga memberikan manfaat dalam masa konstruksi, salah satunya penyerapan tenaga kerja. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 2.000 pekerja terlibat dalam proyek JTB, dengan komposisi 70% tenaga kerja lokal dan 30% nonlokal, yang terbagi dalam tiga kategori skilled, semiskilled, dan unskilled.

Ia menjelaskan, dengan kapasitas produksi gas sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF) yang akan dialirkan melalui pipa gas Gresik-Semarang, proyek JTB akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) dalam mengatasi defisit pasokan bagi setidaknya 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk industri tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman.

Baca Juga: Biar kalah murah dari LPG, LNG dinilai bakal jadi jawaban kebutuhan gas industri

Gas alam merupakan sumber energi alternatif dari bahan bakar fosil yang lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. “Dengan pasokan gas yang cukup, kelak industri dalam negeri akan beroperasi lebih efisien hingga 30% dengan energi yang lebih ramah lingkungan,” kata Dharmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×