Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Lantas untuk hitungan kerugiannya, Noval mengatakan tergantung bagaimana pabrikan kabel bisa memenuhi fixed cost dan marginnya. Jika pabrikan kabel hanya fokus supply di PLN, potensi kerugiannya tentu besar karena tidak ada order yang masuk.
Namun, bukan berarti semua permintaan jadi terhenti. Masih ada permintaan dari proyek distribusi yang akan terus berjalan. Sebagai informasi, distribusi adalah maintanance operation semisal kabel yang digunakan untuk menyambung listrik ke rumah-rumah maupun ke fasilitas lainnya,
Prospek bisnis kabel
Meskipun ada potensi Mega Proyek 35.000 MW tertunda pengerjaan dan pengoperasiannya, Noval tetap optimistis bahwa permintaan dari PLN tidak akan berhenti karena ke depannya proyek listrik akan terus berjalan mengingat ada penambahan penduduk dan perkembangan industri. Maka dari itu, harapannya 3-5 tahun ke depan kondisi akan menuju normal sehingga permintaan kabel bisa seperti sebelumnya.
Baca Juga: Meski terdampak pandemi, ini faktor yang akan mendorong permintaan semen domestik
"Jadi yang penting saat ini adalah bagaimana pabrikan bisa mempertahankan hidupnya dalam 1-2 tahun ke depan. Maka dari itu dua tahun ke depan gak bisa hanya mengandalkan PLN saja," jelasnya.
Noval mengatakan saat ini sudah ada kecenderungan pabrikan listrik mulai mengganti arah, memasok kabel ke proyek swasta dan ritel. Namun, upaya banting setir ini tidak mudah, sebab menurut Noval kue proyek swasta maupun ritel terbatas.
"Bisa dibilang, nanti akan ada dinamika lain yang terjadi dalam rangka mencoba bertahan terhadap industri mereka masing-masing," kata Noval.
Selanjutnya: Jaga kinerja, SKK Migas dorong insentif sektor hulu migas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News