Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemakaian batubara untuk pembangkit listrik diperkirakan turun 20% tahun ini, atau turun 11 juta ton dari target. Turunnya volume pemakaian batubara ini terjadi karena banyak proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mundur dari jadwal semula.
Helmi Najamudin, Kepala Divisi Batubara PT PLN (Persero) mengungkapkan, prognosa pemakaian batubara untuk pembangkit semula mencapai 54 juta ton. Setelah dikoreksi, kebutuhan batubara itu hanya 43 juta ton. "Perkiraan konsumsi 43 juta ton sudah termasuk pembangkit listrik yang dikembangkan oleh swasta," terang Helmi kepada KONTAN, Selasa (20/3).
Berdasarkan data PLN, pada periode kuartal I tahun ini, konsumsi batubara baru mencapai 10 juta ton. Mulai kuartal kedua nanti, penyerapan batubara bertambah menjadi 12 juta ton, menyusul beroperasinya PLTU di Tarahan, Paiton, dan Cirebon.
Dari target semula, PLN sudah mengamankan kontrak pasokan batubara sebesar 67 juta ton. "Kontrak memang harus selalu lebih tinggi," jelas Helmi. Untuk itu, PLN menganggarkan Rp 35 triliun untuk kebutuhan batubara tersebut dengan hitungan harga rata-rata batubara sebesar Rp 725 per kilogram (kg).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News