kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek smelter Harita selesai 2015


Selasa, 09 Desember 2014 / 09:21 WIB
Proyek smelter Harita selesai 2015
ILUSTRASI. Cara Silence WhatsApp Ketika Mendapat Telepon dari Nomor Tak Dikenal


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Harita Abadi Prima Mineral tengah menggenjot proses pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) meliputi engineering, procurement, and construction (EPC) alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun. Hingga awal Desember, pembangunan pabrik yang berlokasi di Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat tersebut telah mencapai 39% dan diproyeksikan rampung akhir 2015.

Ery Sofyan, Direktur Harita Prima Abadi Mineral, mengatakan, saat ini Harita sudah menyiapkan dana investasi senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. "Kegiatan konstruksi sipil sudah mulai dilakukan, bahkan  60 kapal yang membawa perlengkapan mesin pabrik sudah didatangkan dan siap untuk melakukan instalasi," kata Ery kepada KONTAN, pekan lalu.

Harita berencana membangun smelter alumina dengan kapasitas total mencapai 4 juta ton per tahun. Seluruh proyek ini akan berlangsung hingga tahun 2021. 

Tahap awal, Harita akan membangun smelter alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun. Pabrik tersebut membutuhkan bauksit sekitar 6 juta ton setahun. 

Kebutuhan investasi pengerjaan proyek tahap pertama ini mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 12 triliun. Dalam proyek ini, anak usaha PT Cita Mineral Investindo Tbk ini menggandeng China Hongqiao Group Ltd dan Winning Investment Company. 

Berikutnya, pada tahap kedua, akan dibangun lagi smelter berkapasitas 2 juta ton, lagi dan ditargetkan beroperasi 2021. Total investasi dua tahapan proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar hingga US$ 2,2 miliar. 

Ery optimistis, proyek tahap pertama yang kini sudah berjalannya yang akan menghasilkan bahan baku logam aluminium ini bakal beroperasi pada 2015 mendatang. "Tahun depan, kami mulai memproduksi pabrik dengan kapasitas 1 juta ton, kemudian kapasitasnya akan bertambah 1 juta ton lagi pada 2017," kata dia.

Mengingat investasi yang besar, Harita meminta intensif dari pemerintah berupa pemberian kuota ekspor. Dengan demikian, beban perusahaan menjadi  ringan karena adanya pemasukan dari ekspor. "Kalau boleh kami akan ekspor 6 juta ton," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×