Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya sutet di Km 17 menjadi salah satu tantangan bagi PT Waskita Karya Tbk menyelesaikan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated. Pasalnya, ketinggian sutet tersebut berada di bawah ketinggian jalan tol layang Jakarta-Cikampek.
Sehingga manajemen Waskita Karya perlu meninggikan sutet tersebut, yang baru selesai pada 8 September lalu. Project Manager Japek II Elevated WSKT Fatkhur Rozaq mengatakan pihaknya mesti merogoh kocek tambahan untuk masalah sutet tersebut.
Baca Juga: Selain WSKT dan PSAB, 10 perusahaan lain bakal terbitkan obligasi dalam waktu dekat
"Sutet dihitung berdasar aktual pemadaman. Saat pemadaman PLN mengoperasionalkan pembangkit cadangan yang harus menggunakan LNG nah biaya itu yg ditagihkan," jelas Fakhtur, Rabu (18/9).
Pemadaman tahap kedua ini, biaya yang harus ditanggung diestimasikan sekitar Rp 62 miliar. Namun, estimasi tersebut tak hanya ditanggung emiten berkode saham WSKT itu sendiri. LRT dan KCIC ikut menanggung beban tersebut.
Sedangkan untuk tahap pertama, Fakhtur menjelaskan, Waskita mengeluarkan biaya Rp 900 juta untuk tower di sebelah timur. "yang tower sebelah timur 48B sudah. Dipadamkan hampir habis Rp 900 juta," jelas dia.
Sebagai informasi, Proyek Jalan Tol Japek II Elevated diperoleh WSKT pada tahun 2017 dengan nilai kontrak Rp 4,43 triliun dan ditargetkan selesai pada tahun 2019.
Baca Juga: Waskita (WSKT): Tol Japek II Elevated bisa digunakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020
Apabila tak ada hambatan sutet tersebut, Waskita mestinya sudah bisa menyelesaikan pembangunan pada Maret 2019. Namun molor lantaran pembangunan sutet baru bisa diselesaikan pada September 2019.
Akhirnya manajemen mengebut proyek tersebut dengan mengaspal lokasi yang tak terhambat sutet. "Nah kita upayakan kejar Oktober 2019," imbuh dia.
WSKT memastikan proyek jalan tol layang tersebut siap dioperasionalkan saat arus mudik atau balik libur Natal tahun 2019 dan Tahun Baru 2020.
Pasalnya, progres pekerjaan fisik tol layang ini sudah mencapai 96,5%. Ditargetkan pada akhir September 2019 pekerjaan fisik sudah selesai, untuk kemudian dilakukan uji coba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News