Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) berencana menghadirkan satelit baru yakni PSN VI dengan nilai investasi sebesar US$ 230 juta. Komposisi pendanaannya terdiri dari 70% pinjaman Export Development Canada (EDC), lembaga kredit ekspor Kanada dan 30% modal kerja.
Bunga pinjaman EDC sebesar 4,5% per tahun. PSN sengaja mengambil kredit dari luar negeri karena proyeknya bersifat jangka panjang. "Ini jangka panjang karena Bank Indonesia tidak bisa memberikan fasilitas jangka panjang 11 tahun," ujar Adi Rahman Adiwoso, Chief Executive Officer PT Pasifik Satelit Nusantara kepada KONTAN, di Jakarta, Selasa (5/12).
Satelit PSN VI memiliki kapasitas transponder C Band dan Ku Band yang dapat menjangkau seluruh pelosok wilayah Indonesia. PSN akan menggunakan transponder C Band untuk melayani kebutuhan cellular trunking dan komunikasi data. Sementara transponder Ku Band untuk melayani kebutuhn internet kecepatan tinggi.
Pembangun Satelit PSN VI adalah Space System/Loral, perusahaan pembuat satelit dari Amerika Serikat. PSN menargetkan satelit itu mengorbit pada kuartal IV 2018.. Sementara operasionalnya nanti berada di bawah anak perusahaan bernama PT PSN Enam Indonesia.
Nanti, operasional Satelit PSN VI meningkatkan kapasitas satelit PSN hingga dua kali lipat. Sebagai gambaran, kapasitas satelit PSN yang saat ini sebesar 3 Gbps berpotensi membesar jadi 10 Gbps–12 Gbps.
Berbekal kapasitas satelit yang meningkat, PSN bakal lebih leluasa menjaring pelanggan. Tahun 2019 nanti, perusahaan tersebut membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 15%. Sementara target pertumbuhan terdekat tahun 2018 sekitar 10%.
Hanya saja, PSN tak membeberkan nilai dari target pendapatan yang diincar. Mereka hanya mengatakan 90% pendapatan berasal dari bisnis satelit. Sisanya adalah kontribusi bisnis lain seperti integrated solution dan information technology (IT) based. "Core kompetensi kami memang satelit," tutur Anggarini Surjaatmadja atau yang akrab disapa Yani, Direktur Strategi dan Korporasi PT Pasifik Satelit Nusantar, dalam kesempatan yang sama.
Sementara pelanggan PSN dari pemerintah dan perusahan swasta cukup berimbang. Proyek pemerintah yang mereka layani terkait dengan program Universal Service Obligation (USO). Menurut informasi dalam situs resmi PSN, program itu sudah berjalan sejak tahun 2003 di 3.000 desa seluruh Indonesia.
Kalau pelanggan korporasi, PSN datang dari berbagai sektor, seperti perbankan, perkebunan dan operator selular. "Karena BTS (base transceiver station) belum menjangkau area terpencil, sehingga mereka menggunakan satelit kami," terang Yani.
Dari sejumlah sektor industri perusahaan swasta itu, perkebunan menjadi pelanggan terbesar PSN hingga 50%. Kemudian sektor perbankan berada pada urutan kedua dengan porsi 25%. Pelanggan sisanya berupa perusahaan pemilik jaringan toko dan operator seluler.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News