Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini
KUPANG. PT Garam (Persero) berencana mengembangkan garam industri berkualitas ekspor di tambak garam Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Awalnya kami targetkan produksi pada Agustus ini. Namun, dalam perjalanan kita fokuskan lagi agar produksi garam di sini bisa dijadikan garam industri," kata Direktur PT Garam Indonesia Ahmad Budiono di Desa Bipolo, Kamis (25/8).
Menurut Ahmad, alasan pengolahan garam industri di Bipolo, mengingat kualitas garam di lahan seluas 385 hektare tersebut bisa bersaing dengan garam impor. Ia berharap, nantinya hasil produksi itu mampu mengurangi impor garam.
Ia memperkirakan, tambak garam Bipolo bisa memproduksi 40.000 sampai 50.000 ton per tahun, sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada garam.
"Untuk swasembada, kita penuhi dengan garam dari NTT dan Madura dalam satu tahun, asalkan kita punya kemauan untuk mengolahnya. Sejauh ini baru garam untuk konsumsi yang sudah terpenuhi," tuturnya.
Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan, pengolahan garam di Bipolo berbeda dengan tambak garam di Madura.
Tipe pengolahan di Madura lebih padat karya yang mengumpulkan banyak pengolah, sementara garam Bipolo pengolahannya lebih pada perorangan.
"Nanti untuk panen akan menggunakan alat atau mesin tanpa campur tangan manusia agar hasilnya juga bisa diekspor," ujarnya. (Kornelis Kaha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News