Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menerapkan program implementasi pengembangan bioenergi. Itu merupakan wujud dukungan dan sinergi perusahaan dalam pengembangan dan pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional.
Pemerintah telah menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Namun, realisasinya hingga 2020 berdasarkan data Kementerian ESDM baru 11,51%.
PTPN III terus mendorong penggunaan biomassa perkebunan sebagai sumber energi utama, hilirisasi bisnis perkebunan, serta optimasi dan pengembangan pembangkit listrik maupun sumber EBT lainnya. Program-program ini akan dilaksanakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menjabarkan, PTPN III dan seluruh anak usahanya telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan.
Baca Juga: Genjot kinerja ekspor, Malindo Feedmill (MAIN) kembali ekspor ke Jepang
”Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 MW atau setara 1.831.680 MWh/tahun, sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di Perkebunan. Dari 318 MW energi yang dihasilkan maka potensi pengurangan emisi (dekarbonisasi) sebesar 1,9 Juta Ton CO2/tahun," tutur Ghani dalam keterangan resminya, Selasa (12/10).
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik. PKS menggunakan cangkang dan serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya, sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya.
PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang & fiber) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 80 MW (Mega Watt) serta memiliki 31 Unit PG yang menggunakan sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.
Pembangkit EBT yang saat ini dimiliki PTPN Group antara lain pembangkit listrik berbasis tenaga air/hidro (PLTA) sejumlah 10 unit (total kapasitas 17,14 MW), berbasis biomassa (PLTBm) sejumlah 2 unit (total kapasitas 9,2 MW), berbasis biogas dari POME (PLTBg) sejumlah 9 unit (total kapasitas 11,35 MW) dan berbasis tenaga matahari (PLTS) 1 unit (kapasitas 2 MWp).
Baca Juga: Target rehabilitasi mangrove pada 2022 seluas 228.200 ha, ini kata BRGM
PTPN Group saat ini juga sedang berupaya melakukan optimasi aset pembangkit listrik EBT yang dalam kondisi idle (tidak beroperasi atau beroperasi kurang optimal) melalui kerjasama dengan mitra strategis demi mendukung pencapaian target bauran EBT pemerintah sebesar 23% di tahun 2025.
Ghani menambahkan, PTPN Group telah mengembangkan bioethanol dari produk samping PG yakni tetes tebu (molasses) sejak tahun 1942. Saat ini PTPN Group memiliki 2 unit pabrik pengolahan bioethanol yang telah beroperasi, yakni pabrik ethanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) berkapasitas produks 100 KL/hari dan pabrik bioethanol PASA Djatiroto dengan kapasitas produksi 15 KL/hari.
Selanjutnya: Upaya Badan Karantina Kementan mendongkrak ekspor tiga kali lipat pada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News