Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) akan gencar mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Perusahaan pelat merah ini berencana mengembangkan megaproyek TOD di Stasiun Manggarai dengan investasi ditaksir mencapai Rp 215 triliun.
Investasi jumbo tersebut akan digunakan untuk mengembangkan kawasan TOD seluas 60 hektare (ha) yang ditargetkan akan menjadi ikon internasional.
"Investasinya memang besar karena total luas bangunan yang akan dikembangkan disana mencapaai 11,2 juta meter persegi (m2)," kata Tumiyana Direktur utama PTPP di Jakarta, Selasa (10/10).
Untuk mengembangkan proyek jumbo ini, PTPP akan menggandengn konsultan internasional yang mengembangkan TOD di Hongkong. Namun Tumiyana tidak menyebutkan nama konsultan yang akan digandeng tersebut.
Kawasan TOD tersebut akan dibangun di sebagian lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan sebagian lagi masih membutuhkan pembebasan. PTPP akan mengembangkan kawasan tersebut dengan anak usahanya PT PP Properti Tbk (PPRO) dan juga akan menggandeng perusahaan BUMN lain juga seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Tumiyana bilang, selain menggandeng BUMN, tidak tertutup kemungkinan juga buat perusahaan untuk menggandeng perusahaan swasta dalam pengembangan megaproyek itu.
Saat ini, PTPP masih mematangkan konsep dan skema pengembangan kawasan TOD Stasiun Manggarai tersebut sehingga Tumiyana belum bisa menjabarkan proyek apa saja yang akan dibangun disana. "Sampai tahun depan, kami masih akan mematangkan konsepnya," kata Tumiayana.
Selain di Stasiun Manggarai, PTPP melalui PPRO juga akan mengembangkan dua kawasan TOD lagi di Jakarta yakni di Stasiun Juanda dan Stasiun Tanah Abang. Total investasi yang akan digelontorkan untuk bangun proyek itu sekitar Rp 1,5 triliun.
PPRO akan membangun sembilan tower hunian di Stasiun Tanah Abang dan dua tower hunian di Stasiun Juanda dimana sekitar 35% dari total hunian vertikal yang akan dibangun akan diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
PPRO telah memulai pembangunan kedua TOD tersebut yang ditandai dengan seremoni groundbreaking atau peletakan batu pertama pada Selasa (10/10). Di Stasiun Juanda, perusahaan akan membangun 627 unit unit di lahan seluas 5.903 m2 dan 171 unit diantaranya merupakan hunian MBR yang akan dijual dengan harga sekitar Rp 7 juta per m2.
Sedangkan di Stasiun Tanah Abang, PPRO akan membangun TOD seluas 4 ha. Lahan ini akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama, akan dibangun 1.100 unit hunian vertikal dengan investasi sekitar Rp 400 miliar.
Proyek TOD Stasiun Juanda ditargetkan rampung pada November 2018 dan TOD Stasiun Tanah Abang tahap pertama ditargetkan akan rampung pada Februari 2019.
Tumiyana menambahkan, pengembangan TOD tersebut merupakan langkah PTPP dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan pembangunan sejuta rumah dan mengurangi backlog perumahan.
Groundbreaking proyek TOD Stasiun Juanda dan Stasiun Tanah Abang tersebut disaksiakn oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
Rini mengatakan, pembangunan TOD di Jabodetabek akan terus didorong dan sekitar 35% dari masing-masing kawasan TOD yang akan dikembangkan Diperuntukkan untuk MBR. "Untuk harga MBR kami arahkan sekitar Rp 7 juta per m2 agar bisa dijangkau oleh masyarakat." Kata Rini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News