Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pandemi Covid-19 dikatakannya memberikan dampak yang besar terhadap sektor parekraf di Banyuwangi. Terjadi penurunan konsumen sekitar 73,8%, penurunan omzet sebesar 74,1% dan mengakibatkan usaha yang tutup sebesar 17,3%.
Karenanya pemerintah Kabupaten Banyuwangi seiring dengan penanganan kesehatan, saat ini juga fokus mempersiapkan sektor parekraf di era adaptasi kebiasaan baru dengan baik.
Pariwisata ke depan dikatakannya tidak sekadar menyajikan leisure tapi juga konsep wisata yang aman, sehat, bersih seperti protokol kesehatan berbasis CHSE dari Kemenparekraf.
Baca Juga: Virtual reality run series Mandalika diharapkan dapat menarik wisatawan
Menurut hasil survei, kata Bramuda, Banyuwangi menjadi salah satu destinasi yang paling banyak diminati untuk dikunjungi setelah pandemi bersama dengan Lombok dan Labuan Bajo. Selama Juli 2020, Bramuda menyebut jumlah wisatawan ke Banyuwangi dalam jangka satu pekan sudah mencapai 8.000 pengunjung.
“Kepada para pengelola pariwisata, kami tekankan, jualan kami tak lagi sekadar harga murah dan suguhan wisata indah. Namun, harus memenuhi protokol kesehatan dan keamanan,” pungkas Bramuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News