Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Curah hujan yang tinggi tak urung menyusutkan produksi timah PT Timah Tbk selama triwulan ketiga tahun ini menjadi 27.123 ton. Namun, angka tersebut masih tumbuh 75% dibandingkan triwulan ketiga tahun 2009 yang hanya 15.466 ton.
Pada kuartal III tahun ini, produksi bijih timah dari penambangan laut pada triwulan ketiga justru naik 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 15.745 ton. Sebaliknya, produksi bijih timah dari penambangan darat merosot 17% dari tahun lalu menjadi 11.378.
Sementara itu, produksi logam timah juga mengkerut menjadi 29.631 metrik ton atau anjlok 12% dari periode yang sama tahun lalu yang mampu menembus 33.765 metrik ton.
Di kuartal ketiga tahun ini, perusahaan dengan kode emiten TINS ini menggudangkan persediaan hasil tambangnya. Persediaan bijih besi sebesar 1.273 ton, terak 5.511 ton, logam 3.279 metrik ton dan tin solder 347. Namun, persediaan tersebut lebih mini ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal III tahun 2009, cadangan bijih besi 2.273 ton, terak 9.147 ton dan logam 4.149 metrik ton.
Namun, selama sembilan bulan pertama tahun ini, persediaan logam timah di LME juga anjlok cukup signifikan. Di awal tahun 2010. persediaan logam timah di LME sebesar 26.795 ton; namun pada akhir September terjun bebas lebih drai 50% menjadi 12.495 ton.
Harga meningkat
Pada triwulan ketiga 2010, harga logam timah di LME cenderung meningkat; bahkan diatas US$ 20.000 per ton. Sepanjang tahun ini, harga rata-rata timah di LME sebesar US$ 18.567 per ton.
Peningkatan harga di pasar global ini tak urung mendongkrak laba bersih kuartal III sebesar 19% menjadi Rp 153 miliar. Sementara itu, laba bersih hingga kuartal III tahun ini juga ikut terkerek 178% menjadi 475,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News