kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ramai event, industri ritel di semester II bisa tumbuh signifikan


Selasa, 06 Agustus 2019 / 23:37 WIB
Ramai event, industri ritel di semester II bisa tumbuh signifikan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menargetkan industri ritel tahun ini tumbuh dua digit. Pasalnya, di kuartal III yang merupakan low season banyak event yang membuka peluang peritel menggenjot pendapatannya.

Roy N Mandey, Ketua Umum Aprindo menjelaskan bahwa di semester I kinerja ritel terdongkrak oleh gelaran pemilu serta lebaran. Setelah itu, di kuartal III dimulai dengan event back to school dan bulan ini dilanjutkan dengan Indonesia Great Sale.

Baca Juga: Peritel siap tebar diskon selama Indonesia Great Sale

"Ini merupakan indikator bahwa kami optimistis tahun ini masih bisa berkontribusi dua digit yang pertama kali karena tahun-tahun sebelumnya hanya tumbuh 7%-8%," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/8)

Ia menyebut dengan ramainya event yang dibuat di kuartal III serta masih adanya Natal dan tahun baru di akhir tahun akan membuat ritel bertumbuh cukup baik. Menurutnya tumbuh 9% hingga 10% pada tahun ini cukup realistis dibidik.

"Selain Indonesia Great Sale masih ada culinary dan shopping lagi bulan September dengan Kementerian Pariwisara. Kemudian masih ada natal dan tahun baru," lanjutnya.

Baca Juga: Mati Lampu Total, PLN Harus Membayar Kompensasi Hingga Rp 1 Triliun

Tjahya Widayanti, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan mengatakan event seperti ini perlu dilakukan untuk meningkatkan transaksi ritel. Pasalnya, sektor konsumsi masih menjadi salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi domestik.

"Kita coba melakukan manuver dan inovasi supaya industri ritel meningkat. Kendala yang dihadapi itu daya beli kalau dari indikator ekonomi makro, tetapi saya pikir tidak karena FMCG itu tetap akan dicari. Kita bisa lihat beberapa perkembangannya itu bisa menjadi indikator," tambahnya.

Vita Datau, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja, Kementerian Pariwisata menambahkan event seperti Indonesia Great Sale bisa menjadi benchmark untuk menarik wisatawan. Sebab dengan adanya kegiatan pesta diskon rutin ini akan menjadi destinasi belanja bagi wisatawan.

Baca Juga: Aprindo: Peritel rugi ratusan miliar gara-gara listrik padam

"Global shopping index di tahun 2015 sampai 2017, masyarakat Indonesia itu masuk sebagai Top 5 shopperholic di bawah spending terbesar Perancis, Rusia, Amerika dan Tiongkok," tambahnya.

Oleh karena itu, dengan potensi daya beli yang masih besar tersebut perlu juga membuat event untuk memasarkan produk unggulan. Saat ini ada tiga produk unggulan yakni kriya, furnitur dan batik yang masuk unggulan Unesco.

"Ini membuat Indonesia Great Sale harus dibikin dan dipromosikan, karena usaha dan mall serta lainnya kalau tidak ada event rutin juga agak sulit jual paket wisatanya," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×