Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kinerja lifting minyak pada tahun 2023 tercatat sebesar 605,5 ribu BOPD atau masih belum mencapai target yang ditetapkan. Asal tahu saja, target lifting minyak dalam APBN 2023 ditetapkan sebesar 660 ribu BOPD dan WP&B sebesar 621 ribu BOPD.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mencatat, belum tercapainya taret lifting minyak ditahun 2023 akibat beberapa faktor.
"Kita di awal tahun sempat dilakukan safety stand-down dan terjadi penundaan pengeboran khususnya di Pertamina," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja 2023, Jumat (12/1).
Dwi menjelaskan, angka penurunan produksi minyak nasional berkisar antara 3% sampai 4% per tahun. Kondisi ini memburuk ketika ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang selama ini menjadi tulang punggung produksi migas nasional memasuki fase decline atau penurunan produksi pada tahun 2020. Kondisi ini membuat decline rate nasional mencapi 7%.
Baca Juga: Produksi Migas Pertamina di Tahun 2023 Capai 90% dari Target
Meski demikian, sepanjang tahun 2023, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mendorong upaya pengurangan angka penurunan menjadi hanya 1,2%.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengungkapkan, insiden banjir yang terjadi pada beberapa wilayah menyebabkan proses produksi terganggu.
"Kita kehilangan 7.000 BOPD karena banjir. Ada sekitar 7 rig yang terhalang dan beberapa menyatakan adanya force majeur terkait banjir yang ada di Sumatra," kata Wahju.
Sementara itu, salur gas pada tahun 2023 mencapai 5.378 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD) atau setara 87% dari target APBN sebesar 6.160 MMSCFD dan 97% dari target WP&B sebesar 5.569 MMSCFD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News