Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
“Diperkirakan bahwa tingkat hunian di hotel-hotel kelas menengah di Asia Tenggara biasanya berkisar antara 40 hingga 45%, tetapi setelah bergabung dengan RedDoorz, kami melihat adanya peningkatan hingga 80%. Kami menambahkan 200 properti baru ke jaringan kami setiap bulan dan kami berencana untuk meningkatkan ini lebih jauh untuk bulan-bulan yang tersisa di tahun ini. Seiring kami berkembang di seluruh wilayah, kami terus membangun bisnis kami sebagai pilihan utama untuk akomodasi yang berkualitas dan andal,” tambah Saberwal.
Sejak didirikan pada tahun 2015, RedDoorz telah tumbuh secara eksponensial di seluruh Asia Tenggara untuk mengoperasikan lebih dari 1.200 properti di Singapura, Indonesia, Vietnam dan Filipina. Platform ini telah membangun basis pelanggan yang kuat dan loyal sebanyak lebih dari 3 juta orang. Indonesai masih menjadi pasar terbesarnya, di mana RedDoorz memiliki lebih dari 800 properti.
Menurut studi e-Conomy SEA 2018 oleh Google-Temasek, perjalanan online adalah yang terbesar dan paling mapan dari empat faktor vertikal dari ekonomi internet di Asia Tenggara, mencapai US $ 30 miliar dalam nilai pemesanan bruto (GBV) pada 2018 dan menuju ke US $ 78 miliar GBV pada tahun 2025. Vertikal ini diperkirakan akan tumbuh 15% dari tahun ke tahun, dan sumber online mendominasi perencanaan perjalanan dan pemesanan.
Dengan orang-orang Asia Tenggara memprioritaskan anggaran pembelanjaan bebas mereka untuk perjalanan dan pariwisata, kawasan ini menyajikan potensi yang belum dimanfaatkan dan akan digarap dengan maksimal oleh RedDoorz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News