kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Relaksasi aturan mulai ungkit bisnis properti


Sabtu, 29 Oktober 2016 / 15:30 WIB
Relaksasi aturan mulai ungkit bisnis properti


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Emiten properti kini mulai tersenyum. Pendapatan di kuartal III tahun ini tumbuh positif dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu. Namun, bila dilihat tiga tahun ke belakangan, pertumbuhan bisnis segmen ini tak sehebat tahun -tahun sebelumnya (lihat tabel).

Menurut Arvin F Iskandar, Managing Director PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA),  faktor penunjang pertumbuhan perusahaan ini adalah adanya kebijakan pelonggaran kredit atau loan to value (LTV) tahun ini. "Ini cukup membantu," katanya kepada KONTAN, Jumat (28/10).

Saat ini, GPRA sudah membukukan pendapatan penjualan atau marketing sales Rp 500 miliar atau sekitar 90% dari target yang dipatok pengembang ini pada 2016. Sebagian besar dari pendapatan penjualan tersebut berasal dari penjualan perumahan.

Nah, untuk bisa mengejar target tersebut, manajemen Gapuraprima tengah menyusun rencana bisnis. Misalnya menggandeng BTN selama tiga bulan ke depan. Kerjasama ini ia harapkan bisa menggenjot pendapatan penjualan dari kredit perumahan.

Banyak membangun

Sementara PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengklaim  kebijakan LTV tidak terlalu berdampak positif kepada bisnis mereka. "Kebanyakan konsumen kami memakai cash bertahap," kata Wibisono, Hubungan Investor PT Agung Podomoro Land Tbk, ke KONTAN (28/10).

Ia menyebut salah satu hal utama yang masih bisa mengerek pendapatan pengembang ini adalah dengan membangun proyek properti baru, terutama hunian jangkung. Ekspansi ini menjadi kunci pertumbuhan bisnis Agung Podomoro.

Lewat aksi ini, Agung Podomoro optimistis bisa meraup pertumbuhan bisnis antara 5%-10% sampai akhir tahun ini. Adapun pertumbuhan bisnis di kuartal III tahun ini berkisar 5,8%.

Pertumbuhan yang positif juga masih dirasakan oleh Intiland Development. Pengembang ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 5,7% di kuartal III 2016 menjadi Rp 1,6 triliun.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland Development menyatakan pihaknya optimistis bisa meraup pertumbuhan yan positif sampai akhir tahun ini. "Kondisi properti masih flat tapi sudah ada tanda-tanda membaik," katanya kepada KONTAN.

Pengembang ini pun masih optimistis bisa meraup pendapatan penjualan hingga Rp 2,5 triliun sampai akhir 2016.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×