kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rencana besar Inalum sebagai induk holding tambang


Rabu, 06 Desember 2017 / 21:12 WIB
Rencana besar Inalum sebagai induk holding tambang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

Untuk memproduksi satu ton Alumina dibutuhkan dua ton bauksit. Sementara untuk memproduksi satu ton aluminium diperlukan dua ton alumina.

Pabrik Bauksit

Oleh karena itu, Inalum berencana membangun pabrik pengolahan bauksit di Kalimantan Barat bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.

Mohammad Rozak, General Manager HRD Inalum mengatakan, saat ini rencana pembangunan smelter tersebut masih dalam proses feasibility study pendanaan. "Itu investasinya diperkirakan mencapai US$ 670 juta. Rencananya akan dibangun dalam. satu atau dua tahun ke depan, " kata Rozak.

Dengan beroperasinya pabrik pengolahan bauksit tersebut, Rozak yakin Inalum tidak akan tergantung lagi pada impor dan potensi pertumbuhan pendapatan perusahaan ke depan akan semakin besar. Maklum, harga aluminium saat ini mencapai US$ 2.100 per ton saat ini.

Sementara dari sisi kebutuhan energi, Inalum berencana mencari cara bagaimana untuk mendapatkan pasokan listrik dengan harga murah. Pasalnya, dalam memproduksi aluminium memang sangat boros energi.

PLTU

Carry mengatakan, saat ini pihaknya sedang menjajaki membangun pembangkit listrik di Kuala Tanjung dan di mulut-mulut tambang bersinergi dengan PTBA. Inalum memang tengah mengkaji membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x350 MW di Kuala Tanjung. Namun hingga saat ini masih terkendala terkait amdal.

" Ini masih kami kaji mana yang paling bagus. Tapi kita memang membutuhkan sumber listrik yang murah agar bisa bersaing, " kata Carry.

Saat ini, pasokan listrik untuk memproduksi Aluminium di Pabrik Inalum di Kuala Tanjung masih berasal dari dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Paritohan, Toba Samosir yaitu PLTA Tangga dan PLTA Sigura-gura dengan kapasitas 600 MW. Listrik dari sana dialirkan dengan jaringan transmisi sepanjang 170 kilometer (km).

Dermaga pelabuhan

Sementara untuk mengantisipasi pertumbuhan kapasitas produksi dan pengembangan industri hilir ke depan, Inalum akan mengembangkan dermaga pelabuhan yang dimiliki perusahaan di Kuala Tanjung.

Inalum akan memperluas dermaga seluas 200 meter. Carry mengatakan investasi yang disiapkan untuk itu sebesar US$60 juta

Rencananya, pengembangan pelabuhan itu akan dimulai pada 2018 mendatang dan diharapkan dapat menampung kapal besar seperti kapal berukuran 60 GT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×