kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana investasi mundur, Waskita Karya akan turunkan 10% target kinerja tahun ini


Kamis, 26 Juli 2018 / 19:02 WIB
Rencana investasi mundur, Waskita Karya akan turunkan 10% target kinerja tahun ini
ILUSTRASI. Proyek pembangunan tol oleh WSKT


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya Tbk (WSKT) pada paruh kedua 2018 diperkirakan akan melambat. Penyebabnya, ada sejumlah rencana investasi baru perusahaan di proyek jalan tol mundur dari target awal.

Di sisi lain, ada sejumlah ruas-ruas tol mereka yang akan mulai beroperasi semester II ini. Layaknya proyek tol lainnya, Waskita akan mencatatkan kerugian dari pengoperasian awal proyek karena volume lalu lintasnya tidak bisa langsung tinggi.

Oleh karena itu, perusahaan konstruksi pelat merah ini akan merevisi turun target-target kinerja tahun ini. Harris Gunawan, Direktur Keuangan Waskita Karya mengatakan, target perusahaan baik dari laba bersih, pendapatan, dan kontrak baru akan diturunkan sekitar 10%.

"Kita menyesuaikan target menyesuaikan dengan mundunya rencana investasi. Revisi ini masih digodok tetapi akan turun sekitar 10%," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (26/7).

Harris mengungkapkan, rencana investasi itu mundur lantaran tender proyeknya belum beluar tahun ini. Hanya saja, dia tidak bersedia menyebutkan investasi di proyek tol mana yang akan mundur tersebut.

Namun, dalam catatan Kontan, ada dua ruas tol baru yang sedang diincar Waskita lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) yakni Semarang-Demak dan Jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utama.

Sebetulnya, Waskita dengan Jasamarga telah lulus proses prakualfikasi proyek Tol Semarang-Demak tahun lalu. Namun Badan Pangatur Jalan Tol (BPJT) membatalkan hasil prakualifikasi karena adanya perubahan trase serta skop pekerjaan. Sehingga prosesnya akan diulang lagi tahun ini.

Sementara dari sisi laba bersih, pencapaian Waskita semester II ini tidak akan setinggi pada paruh pertama karena tiga tol mereka akan mulai beroperasi paruh kedua ini yaitu Tol Depok Antasari seksi I, Tol Ciawi-Sukabumi, dan sebagian dari ruas Pemalang-Batang. "Semua proyek tol kalau di awal-awal pasti rugi. Itu pula yang akan terjadi dengan tol kami," kata Harris.

Tahun ini, Waskita akan fokus menggarap proyek tol yang sudah berjalan. Perusahaan lewat WTR saat ini telah memiliki konsesi di 18 ruas tol yang ditaksir akan menelan investasi sebesar Rp 130 triliun.

Diantaranya, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Kayu Agung-Palembang-Betung, Pemalang-batang, Batang-Semarang.

Lalu, Tol Solo -Ngawi, Ngawi-Kertosono, Tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Cimanggis-Cibitung, Depok-Antasarri, Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Tol Cibitung-Cilincing, Tol Legundi-Bunder, dan Tol Tebing Tinggi-Parapat.

Target awal, WSKT membidik laba bersih Rp 5 triliun tahun ini dan mengkeker kontrak baru Rp 70 triliun. Semester I 2018, capaian kontrak anyar perusahaan BUMN ini masih sangat minim yaitu baru Rp 7,6 triliun.

Namun, laba bersih perseroan melonjak tajam menjadi Rp 2,99 triliun dari Rp 1,28 triliun di semester I tahun lalu. Itu sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesa 47,2% menjadi Rp 22,89 triliun.

Masih Butuh Pendanaan

Per Juni 2018, total kontrak yang ditangani Waskita Karya mencapai Rp 97,64 triliun. Itu berasal dari sisa kontrak tahun lalu dan tambahan kontrak baru yang didapat tahun ini. Sebagian besarnya adalah proyek tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatera.

Oleh karena itu, Waskita masih membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Tahun ini, perusahaan mengganggarkan belanja modal sebesar Rp 26 triliun. Untuk memenuhi itu, perusahaan sedang menunggu pembayaran dari proyek-proyek turnkey dan pengembalian dana talangan lahan.

"Kita lagi menunggu pembayaran LRT Palembang Rp 4 triliun. Sekarang lagi proses audit di BPKP dan targetnya akan cair awal Agustus. Kami juga menanti pembayaran proyek Turkey dari Hutama Karya sebesar Rp 1,5 triliun," katanya.

Sementara untuk dana talangan lahan, total piutang WSKT mencapai Rp 6,6 triliun. Pada Juli 2018, perusahaan baru menerima pembayaran sebesar Rp 300 miliar.

Mengingat sebagian besar piutang akan cair di kuartal IV 2018, Waskita berencana berencana untuk menerbitkan obligasi yang merupakan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap II sebesar Rp 3,5 triliun. " Tapi jumlah yang akan diterbitkan itu akan tergantung kondisi pasar dan progres pencairan piutang kami," jelas Harris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×