Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan Blok Andaman III masih memiliki peminat.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaska, pasca Repsol Andaman B.V mengembalikan kontrak pengelolaan Blok Andaman III kepada negara, pengembangan blok migas tersebut akan tetap dilakukan.
"Sudah ada yang berminat mengambil alih blok tersebut. Mekanismenya melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM," kata Nanang kepada Kontan, Jumat (22/7).
Baca Juga: Hingga Semester I, Investasi Hulu Migas Capai Rp 84,9 Triliun
Nanang melanjutkan, nantinya Blok Andaman III dapat dilelang ulang melalui skema lelang terbuka ataupun joint study agreement.
Adapun, Repsol nantinya akan memfokuskan investasinya pada Blok Sakakemang. Mundurnya Repsol kian menambah panjang deretan investor asing yang melakukan divestasi di Indonesia.
Nanang menegaskan, mundurnya sejumlah investor pada proyek migas merupakan hal yang lumrah.
Sebelumnya, dua perusahaan migas internasional yakni Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Shell Indonesia masing-masing mundur dari proyek migas yang tengah digarap yakni Indonesia Deepwater Developmnt (IDD) dan Blok Masela.
"Shell dan Chevron divestasi itu hal biasa, berkaitan dengan strategi portofolio masing-masing perusahaan," imbuh Nanang.
Baca Juga: Strategi SKK Migas Hadapi Kelangkaan Rig Untuk Pengeboran Hulu Migas
Nanang menambahkan, sejauh ini minat perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia masih tergolong tinggi. Sejumlah perusahaan yang masih berminat umumnya berasal dari Asia dan Timur Tengah.
Sementara itu, baik proyek minyak bumi maupun gas bumi, keduanya dinilai masih cukup menarik bagi para calon investor.
Meski demikian, pengembangan energi gas bumi dinilai akan lebih tedorong ke depannya seiring pemanfaatan gas bumi dalam masa transisi energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News