Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengupayakan pengadaan alat pengeboran dengan cara baru untuk memudahkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mendapatkan rig.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo menjelaskan, hingga saat ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan penyedia jasa sewa rig untuk melakukan pengadaan.
Upaya ini sudah dilaksanakan sejak setahun lalu karena mempertimbangkan rencana jangka panjang SKK Migas mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
“Datengin rig dan bikin rig tidak semudah membalikan telapak tangan. Sudah dikomunikasikan setahun lalu dan sebagian rig sudah terpenuhi, di tahun ini rig sudah jauh meningkat dibanding tahun lalu dan penyelesaian sumur lebih banyak,” jelasnya dalam konferensi pers capaian kinerja hulu migas semester I 2023, Selasa (18/7).
Baca Juga: Kelangkaan dan Mahalnya Rig Hambat Aktivitas Pengeboran di Hulu Migas
Di luar itu, SKK Migas juga berkoordinasi untuk melakukan pengadaan alat pengeboran bersama khusus untuk jenis rig yang susah didapatkan.
Misalnya pengadaan jack up rig di Saka sudah direncanakan untuk tiga tahun ke depan dan akan digunakan banyak KKKS di sana.
Sebagai informasi, jack up rig adalag rig dengan platform yang dapat mengapung dan memiliki tiga atau empat kaki yang dapat dinaik-turunkan.
“Jadi pengadaan satu rig tapi digunakan bersama, cara ini terutama dilakukan untuk pengadaan yang bersifat unik dan susah. Jack up rig susah, gak banyak yang menggunakan,” ujarnya.
Namun, untuk pengadaan rig yang umum digunakan seperti di Blok Rokan tidak perlu dilakukan bersama dengan KKKS lain karena relatif digunakan untuk jangka panjang.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Laba Elnusa (ELSA) 10%-20% di Kuartal II-2023
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko menjelaskan, pada pekan depan SKK Migas akan menyelenggarakan rapat bersama di Bandung bersama sejumlah KKKS untuk memetakan rencana jangka panjang pengeboran.
“Nanti akan dipilah mana ngebornya, kapan bareng untuk mengadakan bersama minimal 3 tahun. Sebab kalau 3 tahun itu, pihak penyedia jack up rig mau menggunakan bendera Indonesia,” terangnya.
Rudi mengungkapkan hingga saat ini, jack up rig yang berbendera Indonesia baru satu di BP yakni jack up rig ENSCO 106 karena menjalin kontrak jangka panjang hingga 7 tahun.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) yakin Kinerja pada Kuartal II 2023 Tumbuh Signifikan
Sedangkan, jika kontrak pengadaan jack up rig dilakukan dalam jangka pendek, Rudi menyatakan, akan sulit bersaing dengan Timur Tengah.
Dia memaparkan, saat ini sejumlah negara di Timur Tengah sedang agresif melakukan pengeboran migas sehingga tidak lagi memikirkan soal harga sewa rig meski saat ini sudah naik tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News